Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Berita TerbaruNasional

Cerita Bu Mega Mendirikan Kebun Raya, Awalnya 5 Sekarang 45

329
×

Cerita Bu Mega Mendirikan Kebun Raya, Awalnya 5 Sekarang 45

Sebarkan artikel ini

Peringatan Hari Raya Mangrove Internasional

bu-mega-mendirikan-kebun-raya
Megawati Soekarnoputri digandeng Wali Kota Eri Cahyadi usai meresmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya, Rabu (26/7) I dok humas
mediamerahputih.id I Surabaya – Hari Mangrove Se-dunia yang jatuh pada Rabu, 26 Juli, Presiden Kelima RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri meresmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya, di kawasan Gunung Anyar, Jawa Timur, Rabu (26/7/2023).

Pada kesempatan itu, Megawati mengatakan upaya mendirikan kebun raya di sejumlah daerah di Indonesia tak mudah. Sebab, setiap kebun raya harus memiliki kriteria dan standar yang harus dipenuhi.

“Masalah kebun raya yang saya pimpin, ketika saya menjadi Wapres, saya ini senang main di Kebun Raya. Kebun raya dulu hanya lima, yaitu Kebun Raya Bogor, Cibodas, Bedugul, Purwodadi, Cibinong,” kata Megawati dalam sambutannya ketika meresmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya, di kawasan Gunung Anyar, Jawa Timur, Rabu (26/7/2023).

bu-mega-mendirikan-kebun-raya
Megawati Soekarnoputri digandeng Wali Kota Eri Cahyadi usai meresmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya, Rabu (26/7) I dok humas

Baca juga:

Mantap Surabaya Kota Pertama di Indonesia Penerima Wetland City Accreditation

Bu Mega lalu menerima keluhan dari pengelola kebun raya yang menyatakan operasional pemeliharaannya sangat tinggi. Megawati kemudian melakukan kunjungan lapangan dan menyampaikan bagaimana apabila kebun raya diarahkan menjadi tempat pariwisata. Sehingga ada pemasukan secara anggaran untuk dimanfaatkan kembali untuk pemeliharaan.

“Pendek cerita, lalu saya bikinlah Yayasan Kebun Raya Indonesia ini. Sampai hari ini masih. Alhamdulillah, seperti tadi dikatakan oleh Ketua (BRIN) Pak Laksana Tri Handoko itu, dari lima itu sekarang sudah insyaallah menjadi 45,” jelas dia.

Presiden Kelima RI itu menyampaikan bahwa membuat kebun raya itu sangat sulit. “Tidak boleh sembarangan, ada kriteriannya, ada standarisasinya. Dan dulu itu di bawah LIPI dan sekarang LIPI pun sudah masuk di masuk ke dalam BRIN,” terang dia.

Bu Mega juga menceritakan pentingnya negara menjaga keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Di sisi lain, Indonesia juga penting menjaga kelestarian plasma nutfah.

“Plasma nutfah itu sangat, sangat, sangat, sangat luar biasa. Ini untuk mendidik anak-anak generasi akan datang,” tegasnya.

Bu Mega menyadari pengelolaan kebun raya itu tidak mengutamakan pemerolehan keuntungan materi. Karena itu, Megawati menyatakan apabila ada pihak yang merasa kekurangan materi dalam mengelola atau membuat kebun raya, dirinya selalu tergerak membantu.

“Kami minta kepada teman-teman untuk bisa memberikan gotong royong. Untuk ini mangrove, kami sudah bisa mengumpulkan, itu Pak Wali Kota itu sekitar Rp 2 miliar. Tetapi kami ingin untuk kalau bisa itu untuk bisa menambah koleksi spesies-spesies yang baru dan spesies mangrove itu hampir kalau yang saya dengar itu 100-an, jadi, ini baru separuhnya,” pungkas Megawati.

Inilah Rekomendasi Tempat Wisata di Surabaya untuk Libur Nataru

Kebun Raya Mangrove Surabaya Disebut Paling Unik dan Terbaik

Seperti diketahui, Kebun Raya Mangrove Surabaya telah diresmikan Rabu 26 Juli 2023 atau bertepatan pada Peringatan Hari Raya Mangrove Internasional. Kebun raya yang memiliki luas total 34 hektar tersebut, diresmikan oleh Megawati Soekarnoputri, Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) yang sekaligus Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI).

bu-mega-mendirikan-kebun-raya

Peresmian juga dihadiri langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Hadir pula Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Kebun Raya Mangrove Surabaya bisa dibilang terunik di antara 45 kebun raya yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

“Ini salah satu yang menurut saya dikelola dengan sangat-sangat baik dan konsisten. Karena tidak semua pemerintah daerah berhasil mengelola secara konsisten,” kata Laksana Tri Handoko.

Baca juga:

Sepakat Minta Sistem Zonasi PPDB Dievaluasi, Ini Kata Wali Kota Eri

Ia juga menjelaskan, bahwa sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2019, BRIN berkewajiban untuk membina dan membuat penetapan status kebun raya yang telah diusulkan oleh pemerintah daerah.

“Ini (Kebun Raya Mangrove Surabaya) salah satu yang bisa saya sampaikan yang terbaik. Jadi selamat untuk warga Surabaya, kita ikut bangga,” ujar Handoko, sapaan lekatnya.

Menurutnya, penetapan Kebun Raya Mangrove Surabaya ini telah melalui sejumlah tahapan panjang. Yakni, sejak dimulai pada tahun 2017 atau ketika masih dipimpin Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

“Singkatnya kami menerima surat Bu Risma yang pertama 2017 itu dan baru 2018 ada surat penetapan lokasi. Kemudian ini berlanjut sampai setelah pandemi itu, baru sekarang akhirnya kami dapat mengeluarkan penetapan,” tuturnya.

Ia juga menyebutkan bahwa Kebun Raya Mangrove Surabaya memiliki 57 koleksi yang sudah diidentifikasi. Namun dari 57 koleksi itu, yang sudah diregistrasi secara resmi jumlahnya ada 17 spesies.

“Jadi kita masih ada PR (pekerjaan rumah) Pak Wali. Jadi kami akan terus siap untuk membina dan mendampingi Kebun Raya Mangrove ini,” jelasnya.

Sebagaimana yang sudah diamanatkan dalam Perpres, Handoko menyatakan, bahwa kebun raya menjadi pusat konservasi eksitu atau pelestarian di luar habitat aslinya. Selain itu juga sebagai konservasi insitu untuk berbagai biodiversitas atau keanekaragaman hayati.

“Jadi kebun raya ini merupakan satu-satunya, kalau bisa dibilang tools (alat) kita untuk menjaga biodiversitas kita. Karena Indonesia itu pemilik biodiversitas terbesar di dunia, kalau darat dan laut. Kalau darat saja itu nomor dua setelah Brasil,” sebutnya.

Di samping itu, ia menuturkan, bahwa BRIN tidak hanya sekadar melakukan konservasi. Namun saat ini pihaknya juga sudah menyiapkan untuk bagaimana memanfaatkan biodiversitas itu menjadi obat, pangan hingga berbagai teknologi canggih.

“Itu yang sudah kami siapkan, dan waktu itu sudah dikunjungi juga oleh Ibu Megawati bulan lalu di Cibinong. Jadi itu akan menjadi sentra pusat-pusat bagaimana kita bisa memanfaatkan biodiversitas yang ada, termasuk nanti yang dari mangrove ini dengan segala macam biota flora dan fauna yang ada di dalamnya,” tuturnya.

Baca juga :

Surabaya Miliki 949 Taman, 169 Diantaranya Dilengkapi Bermain Anak

Bahkan, Handoko menyatakan, jika tidak menutup kemungkinan Kebun Raya Mangrove Surabaya terdapat mikroba yang dapat menjadi obat cancer. Pasalnya, kata dia, tim riset dari BRIN sebelumnya juga pernah menemukan mikroba di teluk Jakarta.

“Itu berpotensi menjadi obat cancer colon, misalnya. Jadi hal-hal seperti ini yang tidak boleh kita lupakan. Jadi kebun raya tidak hanya untuk mengkonservasi, tapi akan menjadi soko guru perekonomian berbasis ekonomi kreatif, berbasis riset Indonesia ke depan,” tegasnya.

Karena itu, Handoko memastikan bahwa BRIN berkomitmen untuk terus mendampingi kebun raya di seluruh Indonesia. Baik itu kebun raya yang dikelola langsung oleh BRIN, maupun pemerintah daerah.

“Semoga ke depan Kota Surabaya dan arek-arek Surabaya dapat terus konsisten melakukan pemeliharaan dan terus mengupgrade kebun raya mangrove ini. Sehingga bisa kemudian disinergikan dengan BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) yang sekarang sedang berproses dan insyaallah akan segera terbentuk,”ungkapnya. (ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *