Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Pendidikan

Analisis 7 Kebudayaan Universal pada Masyarakat Agar dapat Bertahan

338
×

Analisis 7 Kebudayaan Universal pada Masyarakat Agar dapat Bertahan

Sebarkan artikel ini
analisis-7-kebudayaan-universal
Sistem kesenian ini berdasarkan ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional I MMP I ilustrasi I ist
mediamerahputih.id – Dalam membentuk fondasi 7 kebudayaan universal yang membantu masyarakat agar dapat bertahan dan berkembang. Mereka tidak hanya memungkinkan adaptasi terhadap lingkungan fisik, tetapi juga mempertahankan identitas, nilai, dan tradisi yang penting bagi kelangsungan hidup suatu komunitas.

Untuk memperdalam pemahaman anda tentang kebudayaan dan Manusia

Soal:

Buatlah sebuah makalah yang berisikan tentang bagaimana salah satu sistem yang ada dalam tujuh kebudayaan universal yang ada dalam suatu masyarakat tertentu dapat bertahan. Lengkapilah dengan daftar pustaka, terutama jurnal. Pertanyaan tersebut kerap menjadi diskusi kuliah. Yuk kit ulas mengutip dalam Buku Materi Pokok (BMP) Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD).

Bahasan:

Memperlajari kebudayaan sangat penting. Sehingga manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Kebudayaan lahir dari proses kehidupan manusia yang dihasilkan dari interaksi antara manusia satu dengan manusia lain ataupun dari alam.

Baca juga:

Multikultural Masyarakat yang Didasari Persatuan Menurut Bikhu Parekh

Namun untuk memahami beberapa unsur kebudayaan manusia. Menurut Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture, membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana. Seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan.

  • Mengutip buku Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya Program Bahasa oleh Tedi Sutardi (2007), bahwasanya kebudayaan tradisional maupun kebudayaan modern di tengah masyarakat memiliki unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur kebudayaan tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan.
    Menurut Koentjaraningrat, mengutip dari Kluckhohn, dalam buku itu bahwasannya terdapat tujuh unsur kebudayaan yang dirumuskan oleh para ahli antropologi, yakni:
  • Sistem Bahasa
  • Sistem Pengetahuan
  • sistem Organisasi sosial
  • Sistem Peralatan hidup dan teknologi
  • Sistem mata pencaharian
  • Sistem Religi
  • Sistem kesenian
  • Sistem Bahasa
  1. Sistem Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik.

Dalam hal ini kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik sebagai alat komunikasi dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, sehingga bahasa menjadi porsi penting dalam analisa kebudayaan manusia.

Selain mempelajari mengenai asal usul suatu bahasa tertentu, ditinjau dari kerangka bahasa dunia, dalam antropologi linguistik juga dipelajari masalah dialek atau logat bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi antara berbagai masyarakat yang tinggal di satu rumpun atau satu daerah seperti Jawa.

Baca juga:

Apa Hubungan Islam dan Politik? Ini Sifat yang Harus Dipisahkan!

Dalam bahasa Jawa terdapat bahasa Jawa halus seperti bahasa Jawa dialek Solo dan Yogyakarta, sedangkan dialek bahasa Jawa yang dianggap kasar seperti dialek bahasa Jawa Timur kedua Bahasa Jawa itu yang yang membedakan dari segi sosial dalam masyarakat

  1. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia.

Sistem pengetahuan sangat luas karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam antropologi adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya.

Baca juga:

Apakah Hakim Dapat mengisi Kekosongan Hukum? Begini penafsiran Hukumnya!

Misalnya, masyarakat biasanya memiliki pengetahuan akan astronomi tradisional, yakni perhitungan hari berdasarkan atas bulan atau benda-benda langit yang dianggap memberikan tandatanda bagi kehidupan manusia.

Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain;

  • alam sekitarnya;
  • tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
  • binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
  • d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
  • tubuh manusia;
  • sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
  • ruang dan waktu.

3. Sistem Organisasi Sosial

Sistem organisasi tidak lepas dari ilmu antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan kehidupan sehari-harinya.

Baca juga:

Bahasan Kontribusi Madzhab Ilmu Hukum dalam Membentuk Kebijakan Hukum dan Sistem Hukum dalam suatu Negara?

Dalam sistem ini kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabat, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya.

analisis-7-kebudayaan-universal

Kekerabatan juga berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.

  1. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Pada sistem peralatan hidup dan teknologi ini manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut.

Dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Maka, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik yang kini masih masih bertahan.

Baca juga:

Hukum memiliki Empat Sifat Dasar dan 4 Unsur, Begini Penjelasanya!

Dalam kehidupan masyarakat tradisional terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup berpindah-pindah atau masyarakat pertanian, meliputi alat-alat produktif senjata wadah alat-alat menyalakan api makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu-jamuan pakaian dan tempat perhiasan tempat berlindung dan perumahan alat-alat transportasi

  1. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Pada sistem ekonomi atau mata pencaharian. Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi.

Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:

Berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam di ladang, menangkap ikan, bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi. Dari 5 sistem mata pencaharian tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau dan pada saat ini banyak masyarakat yang beralih ke mata pencaharian lain. Mata pencaharian meramu kini sudah lama ditinggalkan karena terbatasnya sumber daya alam karena semakin banyaknya jumlah penduduk.

  1. Sistem Religi

Sistem unsur religi atau keagamaan. Menurut kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak dapat dipisahkan dari religious emotion atau emosi keagamaan.

Emosi keagamaan adalah perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dan profan dalam kehidupan manusia.

Baca juga:

Apa Hubungan Islam dan Politik? Ini Sifat yang Harus Dipisahkan!

Dalam sistem religi terdapat tiga unsur yang harus dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi itu.

Secara evolusionistik, religi manusia juga berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Perhatian utama para ahli antropologi pada awalnya adalah mengenai bentuk religi atau keyakinan yang bersifat alami.

Misalnya, kepercayaan menyembah pada suatu kekuatan gaib di luar diri manusia, berupa gunung, angin, hutan, dan laut. Kepercayaan tersebut berkembang pada tingkatan yang lebih tinggi, yakni kepercayaan kepada satu dewa saja (monotheism) dan lahirnya konsepsi agama wahyu, seperti Islam, Hindu, Buddha, dan Kristen.

  1. Kesenian

Pada sistem kesenian ini berdasarkan ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Adapun maksud dan tujuan dikumpulkan dalam penelitian itu yakni berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan.

Baca juga:

Seperti Apa Budaya Etika seorang Muslim? Begini menurut Dalil Al-Quran

Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.

Adapun jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi. Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian visual culture, yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan foto.

Dua media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia beserta kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau karya-karya foto mengenai aktivitas kebudayaan suatu masyarakat.

Baca juga:

Inilah Jawaban 7 Macam Prinsip-Prinsip Umum Hukum Islam

Dari analisis tujuh kebudayaan universal yang ada dalam suatu masyarakat tertentu dapat bertahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa memahami unsur kebudayan yang memiliki keterkaitannya dengan manusia. Tentu dalam pemahaman ini juga menjadi bagian dari multikultural ini harus terus dipupuk dan dikembangkan, guna mewujudkan tujuh universal kebudayan agar tetap bertahan khususnya di Indonesia sebagai negara yang beragam kebudayaan namun tetap satu kesatuan.

Baca juga:

Apa itu Pengadilan Landreform? Inilah Kewenangannya

Sehingga perbedaan budaya yang semua itu terjadi lantaran kurangnya pemahaman dengan baik oleh masyarakat kita warga Indonesia. Tetapi meskipun terdapat berbagai kebudayaan tersebut, Indonesia tetap memiliki tradisi multikultur yang kuat pada masyarakatnya yang relatif toleran terhadap perbedaan terkait kebudayaan saat ini sebagai warisan baudaya bangsa.

Demikian ulasan referensi berdasarkan pemahaman materi yang ada di dalam BMP ilmu sosial budaya dasar (ISBD). Tetapi yang perlu dipahami dalam konteks ini bukan satu-satu rujukan pedoman yang utuh dan mutlak masih terdapat perbedaan sudut pendapat dari materi sosial budaya dasar lainnya berdasarkan kajian ilmiah. (ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *