Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Pendidikan

Keren Mahasiswa UC, Dokumenterkan Kisah Buruh di Pelosok Jember

290
×

Keren Mahasiswa UC, Dokumenterkan Kisah Buruh di Pelosok Jember

Sebarkan artikel ini

Merah Putih | JEMBER- Pandemi Covid-19 yang melanda dua tahun ini telah berdampak terhadap para buruh. Eksistensinya mulai dari gaji hingga kesenjangan perekonomiannya.

Namun, kini berangsur mulai nampak normal dari kebiasaan sebelumnya berubah perlahan menyesuaikan kondisi. Berbekal akan keperdulian, tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan Media Bisnis (FIKOM) Universitas Ciputra Surabaya menghabiskan akhir tahun 2021 untuk berkunjung bersama dengan Wadah Asah Solidaritas (WADAS) ke Jember membuat film dokumenter  untuk menguak sisi lain dari buruh yang ada di perkebunan karet di Jember.

Inisiatif yang terbilang jarang di lakukan mahasiswa yang berani menerobos hutan karet untuk mengabadikan dan mencari tahu kehidupan buruh sebelum covid-19 hingga sekarang.

Adapun, film dokumenter tersebut mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan para buruh di sana dan program apa saja yang diberikan WADAS bagi para buruh. Bersama dengan pengelola organisasi yang bernama Yohanes Baptista Cahaya Misjuan atau akrab disapa Johan, dan tiga mahasiswa yakni Fika Fatimah, Vincentius Jose Augusto dan Agung Prasetyo.

Ketiga mahasiswa FIKOM UC dan Johan setiba di perumahan buruh yang berada di tengah perkebunan karet. Mereka tinggal di rumah ketua Serikat Buruh Merdeka (SBM) yang akrab dikenal pak Sabar. Kondisi dikelilingi rumah tikus yang masih asli dari bangunan Belanda membuat mereka semakin penasaran dengan kehidupan di sana.

Pengalaman baru mereka dimulai dengan cerita singkat buruh yang sudah turun temurun dari keluarga sejak zaman Belanda oleh Pak Sabar.

“Bahkan, kami melihat langsung arsip-arsip sejarah seperti surat bagi Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang di kirim untuk beberapa kepentingan kesejahteraan buruh di sekitar sana” ujar Fika salah satu mahasiswi FIKOM UC.

Tak hanya itu mereka juga membantu pak sabar memasukkan isi pil herbal hasil produksi SBM untuk diberikan kepada para buruh.  Pengambilan dokumenter itu seperti tracking pada malam hari di kaki Gunung Gumitir, medan yang dikenal cukup sulit karena kurangnya akses jalan menuju ke salah satu rumah buruh karet.

Berjalan melewati tanah yang tidak mulus di hutan belantara sampai menyebrang sungai demi menyaksikan dan mendengarkan secara live cerita-cerita dari buruh lokal disana.

“Durasi perjalanan yang ditempuh kurang lebih 30 menit, setibanya disana mereka langsung membuka sesi diskusi bersama para buruh. Dari perbincangan tersebut, mereka mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru yang tidak pernah didapatkan sebelumnya di wilayah perkotaan dan hanya ditemukan di kawasan perkebunan,” terang Fika.

Film dokumenter kurang lebih setengah jam ini cukup menggambarkan perasaan suka cita kehidupan buruh di sana. Terjun langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan menjadi sesuatu yang baru bagi mahasiswa melalui film dokumenter mengulas sisi dan fakta-fakta menarik yang belum diketahui masyarakat banyak.

Rencana film dokumenter yang diproduksi langsung oleh mahasiswa FIKOM Universitas Ciputra Surabaya ini akan di publikasikan di channel youtube WADAS premier, Senin (10/1/2022).

“Selama tiga hari kami mendapat pengalaman berharga sisi lain buruh yang bekerja mulai dini hari hingga larut malam hanya untuk bisa makan,” ucap Fika.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *