Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Pendidikan

UPN Jatim Dorong Peningkatan Ekonomi Desa Galengdowo Melalui Pelatihan Selai Salak

1071
×

UPN Jatim Dorong Peningkatan Ekonomi Desa Galengdowo Melalui Pelatihan Selai Salak

Sebarkan artikel ini

Ubah Salak jadi produk bernilai tinggi

upn-jatim-pelatihan-selai-salak-galengdowo
Ketua tim pelatihan, Ir. Titi Susilowati, M.T menjelaskan bahwa potensi besar yang dimiliki desa Galengdowo, Jombang ini dapat terus dikembangkan, dan inovasi produk seperti selai salak menjadi salah satu langkah strategis untuk mencapainya. I MMP I dok UPN
mediamerahputih.id I JOMBANG – Tim dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur atau UPN Jatim bersama mahasiswa melakukan inovasi dalam meningkatkan perekonomian lokal di Desa Galengdowo, Jombang. Mereka mengajarkan warga cara mengolah salak menjadi produk bernilai tinggi, seperti selai salak.

Program pengabdian masyarakat (Abdimas) ini bertujuan untuk memberdayakan warga desa dengan memberikan pelatihan pembuatan selai dari buah salak. Kegiatan ini diadakan pada 31 Juli 2024, dan dihadiri oleh 24 peserta, termasuk petani salak, ibu-ibu PKK, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), serta perangkat Desa Galengdowo.

Baca juga:

Tim Abdimas Teknik Kimia UPN Ubah Salak Tak Laku Jadi Cuka Bernilai Tinggi di Jombang

Dipilihnya Desa Galengdowo, yang terletak di kaki pegunungan dan dikenal sebagai salah satu sentra penghasil salak di Indonesia, kini memiliki peluang baru dalam meningkatkan perekonomian lokal.

Tim pengabdian masyarakat UPN yang memimpin pelatihan ini terdiri dari Ir. Titi Susilowati, M.T., Aisyah Alifatul Zahidah Rohmah, S.T., M.T., Wahyudita Meganingtyas, S.Si., M.T., dan dua mahasiswa, yaitu Anang Mei Adhitama serta Elvara Rezkia Putri Ivanka. Pelatihan mencakup teknik pengolahan salak menjadi selai, mulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas, proses pembuatan, hingga pengemasan produk yang menarik.

upn-jatim-pelatihan-selai-salak-galengdowo
Tim pengabdian masyarakat (Abdimas) ini bertujuan untuk memberdayakan warga desa dengan memberikan pelatihan pembuatan selai dari buah salak. Kegiatan ini diadakan pada 31 Juli 2024, dan dihadiri oleh 24 peserta, termasuk petani salak, ibu-ibu PKK, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), serta perangkat Desa Galengdowo.

Dengan adanya pelatihan ini, masyarakat Desa Galengdowo diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui diversifikasi produk olahan salak, tidak hanya sebagai buah segar tetapi juga dalam bentuk produk yang bernilai tambah.

Baca juga:

Dosen UPN Ajarkan Petani Bocek Membuat Pestisida Alami dari Ekstrak Sereh Wangi

Ketua tim pelatihan, Ir. Titi Susilowati, M.T menjelaskan bahwa potensi besar yang dimiliki desa ini dapat terus dikembangkan, dan inovasi produk seperti selai salak menjadi salah satu langkah strategis untuk mencapainya.

Para peserta tampak antusias mengikuti setiap sesi pelatihan, dengan harapan produk yang dihasilkan dapat dipasarkan secara lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Pelatihan ini juga membuka peluang bagi pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada kemajuan ekonomi desa secara keseluruhan.

Meningkatkan Nilai Tambah Buah Salak

Menurut Ir. Titi Susilowati, M.T salak Galengdowo yang melimpah sering kali tidak dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, melalui pelatihan ini, tim UPN bertujuan membantu masyarakat mengolah salak menjadi produk bernilai jual tinggi, yang dapat dikonsumsi sendiri dan dipasarkan sebagai oleh-oleh khas Desa Galengdowo.

Selai salak yang dihasilkan dari pelatihan ini memiliki keunikan tersendiri, dengan rasa manis dan segar dari buah salak yang memberikan cita rasa khas. Tekstur lembut daging buahnya membuat selai ini nikmat dikonsumsi bersama roti atau sebagai pelengkap makanan penutup.

Baca juga:

Mahasiswa UPN Sosialisasikan Pembuatan Edible Coating untuk Cegah Tomat Cepat Busuk

Titi juga menyebutkan bahwa dengan kualitas yang dihasilkan, selai salak ini berpotensi besar menjadi produk unggulan desa yang dapat dipasarkan di luar wilayah, bahkan menembus pasar nasional. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah buah salak yang sebelumnya hanya dijual segar tanpa pengolahan lebih lanjut.

Dampak Ekonomi dan Inovasi Lokal

Pelatihan ini bukan sekadar mengajarkan teknik pembuatan selai, tetapi juga menanamkan pentingnya inovasi dalam menciptakan peluang ekonomi baru. Dengan adanya produk olahan seperti selai salak, masyarakat Desa Galengdowo kini memiliki sumber penghasilan tambahan yang tidak bergantung pada penjualan salak segar semata, yang umumnya bersifat musiman.

Aisyah Alifatul Zahidah Rohmah, S.T., M.T., salah satu dosen yang terlibat dalam pelatihan ini, menekankan pentingnya memberdayakan masyarakat lokal agar lebih mandiri dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Baca juga:

Hukum memiliki Empat Sifat Dasar dan 4 Unsur, Begini Penjelasanya!

“Kami berharap dengan pelatihan ini, masyarakat Desa Galengdowo bisa terus mengembangkan keterampilan mereka dan menciptakan produk yang berkelanjutan, yang tidak hanya meningkatkan pendapatan mereka, tetapi juga menjaga kelestarian budaya lokal,” ujarnya.

Membangun Kemandirian Masyarakat Desa

Kolaborasi antara UPN dan masyarakat Desa Galengdowo ini merupakan bagian dari komitmen UPN untuk terus berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat melalui program pengabdian. Wahyudita Meganingtyas, S.Si., M.T. menambahkan bahwa program ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menciptakan kemandirian ekonomi di desa.

Baca juga:

Seperti Apa Tanggung Jawab Seorang Ilmuwan Muslim! Begini Penjelasan menurut Al-Quran

“Dengan inovasi dan kreativitas, kami ingin menunjukkan bahwa potensi lokal seperti salak dapat dimanfaatkan untuk menciptakan produk yang tidak hanya berdaya saing tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat.” kata Wahyudita

Melalui pelatihan ini, Desa Galengdowo kini memiliki produk unggulan baru yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan warga. Selai salak menjadi simbol inovasi dan kerjasama antara UPN dan masyarakat, yang bersama-sama berupaya memaksimalkan potensi alam desa untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *