mediamerahputih.id I JOMBANG – Tim Abdimas atau Pengabdian Masyarakat dari Program Studi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur melakukan terobosan dalam memanfaatkan hasil perkebunan salak berkualitas rendah di Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Desa ini, terkenal dengan potensi alamnya, khususnya dalam sektor perkebunan salak pondoh, sering kali menghadapi tantangan terkait limbah buah salak yang tidak laku terjual karena kualitasnya yang kurang baik.
Kepala Desa Galengdowo, Wartomo, mengungkapkan bahwa dari sekitar 22 hektare lahan perkebunan salak yang dimiliki oleh warga, desa tersebut dapat menghasilkan hingga 10 ton salak dalam setiap masa panen. Namun, tidak semua salak yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi yang diminati pasar.
Baca juga:
Tim Pengabdian Masyarakat Teknik Kimia UPN Salurkan Bantuan Alat Ekstraksi pada Kelompok Tani
“Buah salak dengan kualitas kurang baik sering kali tidak terjual dan akhirnya menjadi limbah, yang berdampak negatif pada pendapatan para petani,” kata Wartomo.
Melihat permasalahan ini, tim Abdimas Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur mencetuskan inovasi untuk mengolah salak berkualitas rendah menjadi cuka salak melalui proses fermentasi.
Inovasi ini diharapkan tidak hanya mampu mengurangi limbah buah salak yang kurang diminati, tetapi juga meningkatkan nilai ekonominya, membuka peluang pasar baru, dan memberikan manfaat kesehatan.
Baca juga:
Dosen UPN Ajarkan Petani Bocek Membuat Pestisida Alami dari Ekstrak Sereh Wangi
Proses pembuatan cuka salak ini merupakan salah satu upaya untuk mengubah limbah menjadi produk bernilai tambah yang memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan buah segar.
Dengan demikian, salak yang sebelumnya hanya bisa bertahan 5-6 hari pada suhu ruang, kini dapat diolah menjadi cuka yang tidak hanya lebih awet, tetapi juga memiliki potensi pasar yang lebih luas.
Untuk mengatasi masalah limbah buah salak berkualitas rendah di Desa Galengdowo, dosen dan mahasiswa Program Studi Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur menginisiasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Baca juga:
Mahasiswa UPN Sosialisasikan Pembuatan Edible Coating untuk Cegah Tomat Cepat Busuk
Mereka mengadakan pelatihan tentang pengolahan salak tidak berkualitas menjadi cuka salak, sebuah produk dengan nilai jual lebih tinggi. Proses pembuatan cuka ini cukup sederhana, memanfaatkan peralatan dapur standar seperti toples, pisau, telenan, dan kasa penutup. Ini memungkinkan masyarakat untuk memproduksi cuka salak di rumah dan memasarkannya melalui platform online.
Cuka salak terbukti memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk menurunkan kadar gula darah sebuah keuntungan besar bagi penderita diabetes berkat kandungan vitamin A, B2, C, zat besi, dan karbohidrat. Selain itu, produk ini juga efektif untuk menurunkan berat badan, membunuh kuman pada makanan, mengendalikan kadar insulin, meningkatkan kesehatan kulit, mengontrol kolesterol, mengatasi perut buncit, dan mencegah jamur kuku.
Baca juga:
Pelatihan ini dipimpin oleh tim pengabdian masyarakat yang terdiri dari Dr. Ir. Sintha Soraya Santi, M.T., Maudy Pratiwi Novia Matovanni, S.T., M.T., Beta Cahaya Pertiwi, S.T., M.T., bersama dengan dua mahasiswa, Anang Mei Adhitama dan Elvara Rezkia Putri Ivanka. Pelaksanaan pelatihan pada tanggal 31 Juli 2024 dihadiri oleh 24 orang, termasuk petani salak, ibu-ibu PKK, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), serta perangkat Desa Galengdowo.
Respon positif dari peserta menunjukkan bahwa dengan biaya produksi yang rendah dan potensi keuntungan yang tinggi mencapai 210% pelatihan ini berhasil memberikan wawasan baru dalam meningkatkan nilai ekonomi salak berkualitas rendah.(ton)