Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
PeristiwaEkbis

Lulus dari Program Gamis Berkat Padat Karya, Ibu ini “Diwisuda”

443
×

Lulus dari Program Gamis Berkat Padat Karya, Ibu ini “Diwisuda”

Sebarkan artikel ini

mentas gamis berkat padat karya

lulus-program-gamis-berkat-padat-karya
Dewi Munir (toga wisuda) mengaku dulunya penerima program gamis sejak ia bergabung dengan padat karya penghasilannya meningkat Rp 3 juta/minggu dari sebelumnya 300 ribu/minggunya
mediamerahputih.id – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendapatkan kejutan dari seorang ibu yang berpakaian toga lengkap layaknya seorang wisudawan. Ibu itu bernama Dewi Munir yang berasal dari Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, ia mengaku bahwa dirinya dulu adalah penerima Program Gamis (Keluarga Miskin). Sejak beberapa bulan lalu, ia bergabung dengan padat karya Sumber Mulia Barokah yang dikelola oleh Pemkot Surabaya bersama Yamatas.

Momen itu terungkap di acara Semarak Harlah Yamatas ke-2 yang digelar di Sport Center Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Senin (29/5/2023) turut dihadiri Wali Kota Eri Cahyadi dan sejumlah kepala dinas yang hadir dalam acara itu,

Baca juga: Rumah Padat Karya Prapen Serap 106 Tenaga Kerja MBR

“Sejak bergabung dengan padat karya ini, penghasilan keluarga kami meningkat. Dulu hanya suami saya yang bekerja dan penghasilannya hanya sekitar Rp 300 ribu perminggu. Setelah saya bergabung dengan padat karya ini, alhamdulillah sekarang penghasilan saya bisa Rp 3 juta perminggu, anak saya ada di Unair 2 dan saya juga bisa benahi rumah sendiri dengan mandiri,” ucap Dewi disambut riuh tepuk tangan.

Makanya dalam kesempatan itu, ia memohon izin kepada Wali Kota Eri untuk melepaskan diri dari statusnya sebagai Keluarga Miskin. Bahkan, ia juga siap mencopot stiker merah bertuliskan Keluarga Miskin di rumahnya.

Baca juga: Warga MBR yang Pengeluarannya di Bawah Rp690 Ribu per Bulan Bakal Dibesarkan Penghasilannya Melalui Padat Karya

“Saya sangat berterimakasih atas program padat karyanya kepada Pak Eri dan jajaran Pemkot Surabaya serta dari pihak Yamatas. Besar harapan saya, teman-teman yang masih ikut program gamis, bisa bekerja dan berkarya seperti saya, sehingga bisa lulus juga seperti keluarga kami. Sekali lagi terimakasih banyak,” kata Dewi disambut tepuk tangan yang lebih meriah dari para tamu undangan yang hadir.

Ditemui seusai acara, Dewi bersama suaminya mengakui keluarganya memang berubah drastis perekonomiannya setelah bergabung dengan program padat karya, khususnya di Koperasi Sumber Mulia Barokah. Ia juga mengakui bahwa program padat karya yang dicetuskan Wali Kota Eri ini memang sangat bermanfaat dan sukses mengentas keluarganya dari garis kemiskinan.

Baca juga: Bersih-bersih, 60 Warga Tanjung Priok Ikuti Program Padat Karya

Baca juga:

Perekonomian Surabaya Diyakini Bisa Lebih Baik Lagi di 2023, Tren Pengangguran Diklaim Menurun!

“Makanya tadi saya sampaikan siap keluarga dari program gamis, siap mencopot stiker keluarga miskin di rumah dan siap tidak menerima bantuan lagi seperti PKH dan sebagainya itu. Jadi, saya akan fokus di program padat karya ini,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Eri sangat bersyukur karena di harlahnya Yamatas yang kedua ini sudah banyak membantu keluarga miskin di Kota Surabaya melalui koperasinya. Bahkan, sudah ada yang dibantu hingga bisa keluar dari status warga miskinnya.

“Sampai tadi beliau mengatakan ingin dicopot stiker keluarga miskinnya, makanya nanti warga yang sudah lepas dari warga miskinnya akan kita undang di Hari Jadi Kota Surabaya,” ujar Wali Kota Eri.

Ia juga mengaku sangat bangga kepada keluarga tersebut karena sudah berhasil lulus dari keluarga miskin atau pra miskin hingga mau mencopot sendiri stiker keluarga miskinnya. Bagi Wali Kota Eri, keluarga ini sangat patut dicontoh karena jiwanya sangat luar biasa.

Baca juga: APBD Surabaya Tahun 2023 Diproyeksikan Sebesar Rp11,2 Triliun

“Saya berharap ke depan semakin banyak keluarga miskin di Surabaya yang terlepas dari status keluarga miskinnya dengan sentuhan batiniah dan lahiriahnya,” terangnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mentasbihkan ibu demi bersama suaminya itu sebagai guru bagi dirinya. Sebab, Wali Kota Eri menilai bahwa keluarga mereka ini sudah mengajarkan bagaimana bisa berdiri dengan kekuatannya sendiri, dengan susah payah bekerja dan berusaha demi keluarganya, dan mengajarkan bahwa hidup ini harus terus berusaha karena tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah.

“Makanya mulai saat ini, saya tasbihkan jenengan ini adalah guru saya untuk menciptakan kebaikan dan kekuatan di Kota Surabaya supaya lebih baik lagi ke depannya,” tandasnya. (kur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *