mediamerahputih.id I MOJOKERTO – Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia kembali digaungkan di Desa Pesanggrahan, Mojokerto. Menjelang pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan Sarasehan Kebangsaan dengan tema “Penguatan Nilai-Nilai Pancasila, Pendidikan Politik, dan Demokrasi Melalui Digital Leadership”. Acara yang diadakan Senin, (29/07/2024), tersebut bertujuan untuk menyemai nilai-nilai kebangsaan sekaligus menyongsong Pilkada dengan semangat yang positif dan konstruktif.
Selain itu, Unesa menggelar kegiatan tersebut ditujukan untuk menguatkan pembangunan di tingkat desa, selaras dengan visi mewujudkan Desa Pesanggrahan sebagai ‘Desa Pancasila’ yang digagas Unesa. Sarasehan ini direspon positif oleh seluruh elemen masyarakat setempat dan berbagai pihak terkait.
Baca juga:
Unesa Gelar Sarasehan Kebangsaan Pasca Pemilu Demi Indonesia Harmoni
Mi’rojul Huda, Ketua Tim PKM Desa Pancasila, menekankan pentingnya peran desa dalam proses pembangunan nasional dan kemajuan bangsa. “Kami, para dosen dan pendidik, banyak belajar dari interaksi dengan masyarakat desa. Inisiatif ini merupkan gambaran nyata bahwa desa adalah ujung tombak bagi pembangunan nasional dan kemajuan bangsa secara keseluruhan,” tuturnya saat memberikan sambutan.
Dialog dan diskusi yang terjadi selama sarasehan berlangsung membahas berbagai aspek, mulai dari pentingnya memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam politik lokal, hingga bagaimana digitalisasi dan kepemimpinan digital dapat memainkan peranan dalam proses demokrasi modern.
Baca juga:
Unesa Kampanyekan Desa Bebas Kekerasan Melalui PKM di Desa Widodaren
Peserta yang terdiri dari para pemangku kepentingan, akademisi, praktisi, dan perwakilan masyarakat, diajak untuk tidak hanya menyimak tetapi juga berpartisipasi aktif. Harapannya, melalui inisiatif seperti Sarasehan Kebangsaan ini, nilai-nilai luhur Pancasila dapat terus terjaga dan dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam menyongsong Pilkada 2024.
Sementara Kepala Desa Pesanggrahan, Moh. Afif, S.Sos mengatakan mengatakan bahwa kerja sama seperti ini harus terus berjalan dengan baik. Ia berharap para warga yang datang dapat menyerap ilmu dari sarasehan ini.
Baca juga:
Tanamkan Nilai Toleransi, Unesa Gandeng Kemenko PMK Gelar Kemah Pancasila
Adapaun terdapat dua materi yang disampaikan dalam sarasehan ini. Pertama, materi berjudul “Komunikasi Kebangsaan” yang dipandu oleh Jauhar Wahyuni, M.I.Kom. Jauhar, yang kerap dipanggil Ibu Jojo ini menjelaskan bahwa menurut data, masyarakat desa merupakan kelompok yang paling rentan mendapatkan isu terkini, khususnya dalam bidang politik. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan bentuk komunikasi dalam masyarakat desa yang semakin bervariasi, salah satunya adalah bagaimana media sosial menjadi sarana untuk berkomunikasi.
“Banyak sekali masyarakat yang sering terbawa arus informasi sehingga hanya melihat informasi dalam 10 detik saja untuk menyimpulkan sesuatu,” ucap Ibu Jojo dalam menjelaskan bentuk konten kontroversial di media sosial.
Baca juga:
Ibu Jojo juga tak luput menyoroti tidak meratanya budaya untuk memahami digitalisasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, ia juga menjelaskan empat pilar literasi digital yang merupakan materi lanjutan dari PKM 2023.
Tak hanya membahas tentang komunikasi di dunia maya, Ibu Jojo juga menyampaikan tentang pentingnya pilar-pilar Pancasila untuk mempersatukan bangsa di era banyaknya upaya untuk memecah belah masyarakat di tahun politik ini.
Menurutnya, ada banyak tantangan yang harus dilalui untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa di tahun politik ini. Keterlibatan anak muda pada pemilu tahun ini akan semakin tinggi karena mulai banyak usia legal anak muda untuk wajib memilih, sehingga diperlukan kesadaran dan penerapan literasi digital yang tinggi untuk mencegah perpecahan politik di dunia maya maupun dunia nyata.
Baca juga:
Dosen IPA UNESA Gelar Pelatihan Pembelajaran Interaktif Berbasis Video
Selanjutnya, terdapat materi tentang “Sejarah dan Perjuangan Indonesia Saat Ini” yang disampaikan oleh Esa Putra Bayu Gusti Gineung Patridina, S.S., M.A. Dialog interaktif dilanjutkan dengan pendapat para warga tentang apa yang dimaksud dengan menjadi Indonesia. Terdapat berbagai pendapat menarik yang dikemukakan oleh masyarakat Desa Pesanggrahan. Ada yang mengatakan, “menjadi Indonesia itu harus siap dengan gunjingan-gunjingan,” ucap salah satu warga.
“Menjadi Indonesia itu harus punya sosialisasi tinggi dan menjunjung tinggi budaya Timur,” lanjut warga lainnya.
Baca juga:
Beragam pendapat yang ditunjukkan oleh para warga menandakan keberagaman yang menjadi salah satu kekayaan bangsa Indonesia. Esa memaparkan mengenai asal-usul warga Indonesia yang berakar dari era Kerajaan Majapahit.
Ia menggambarkan kondisi bangsa pada waktu itu yang masih terfragmentasi dan minimnya rasa kebersamaan, faktor yang memudahkan kolonisasi. Untuk itu, perkuatan nilai-nilai Pancasila di dalam masyarakat ditekankan sebagai kunci untuk membentuk negara yang solid dan terpadu.
Baca juga:
Saat ini, di tengah periode politik, pentingnya penerapan model Pentahelix untuk meningkatkan koordinasi dan integrasi antara pemerintah, komunitas masyarakat, akademik, sektor bisnis, dan media dalam memperkokoh fondasi bangsa menjadi sangat krusial.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang menarik dari para hadirin. Kepala Desa pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Unesa atas kontribusi mereka dalam memajukan desa melalui Sarasehan Kebangsaan ini. Dia berharap agar kegiatan semacam ini dapat berkelanjutan dan pengetahuan yang diperoleh masyarakat dapat diaplikasikan secara efektif.(ton)