Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Ekbis

Berinvestasi Agar Untung bukan Buntung, Simak jangan Tergiur Tawaran Promosi

609
×

Berinvestasi Agar Untung bukan Buntung, Simak jangan Tergiur Tawaran Promosi

Sebarkan artikel ini
pahami-berinvestasi-agar-untung-bukan-bungtung
Dolor Merah Putih sudah atau berencana untuk berinvestasi? Sebelum memulai berinvestasi perlu pahami agar untuk bukan buntung I MMP I ist I ilustrasi
mediamerahputih.id – Apakah dolor Merah Putih sudah atau berencana untuk berinvestasi? Namun sebelum memulai berinvestasi, dolor terlebih dahulu perlu memahami dasar-dasar dalam berinvestasi. Agar untung sesuai angan-angan bukan sebaliknya menjadi buntung.

Tentu terpenting pertama yakni perlu dipahami sebelum memulai berinvestasi yaitu menentukan arah tujuan dari investasi. Tentunya calon atau nasabah harus memahami terlebih dulu bahwa mindset ketika investasi berbeda dengan menabung, berikut perbedaannya yang dikutip dari sikapiuangmu.ojk.go.id

Menabung Investasi
Menyisihkan uang untuk kebutuhan jangka pendek, panjang atau dana darurat Mengembangkan uang yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan
Dapat diambil/digunakan kapan saja Memerlukan waktu untuk mencairkan dana
Imbal hasil pasti tetapi nilai maupun risikonya relatif rendah High risk high return, yaitu risiko kerugian sebanding dengan imbal hasil yang diharapkan
Contoh: tabungan di bank Contoh: saham, reksa dana, emas, surat berharga dan obligasi

Tak dipungkuri bahwa masih ada yang berpandangan tujuan berinvestasi agar cepat kaya, padahal hal tersebut merupakan hal yang keliru dan bisa menimbulkan sifat tamak. Jika tidak dilakukan dengan kehati-hatian, maka sifat tamak dapat menyebabkan dolor justru mengalami kerugian. Lalu bagaimana ya sebenarnya tujuan dari berinvestasi? Berikut ini adalah 2 tujuan dari berinvestasi:

Baca juga:

85 Rekening Pinjol Ilegal Diblokir

Perlindungan Konsumen selalu digunakan OJK untuk Selesaikan Permasalahan Asuransi

1. Mengamankan keuangan dari inflasi

Secara sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai penurunan nilai mata uang. Misalnya dua puluh tahun yang lalu, uang senilai Rp100 ribu dapat dibelanjakan untuk beragam kebutuhan, namun saat ini uang dengan jumlah tersebut hanya cukup untuk membeli beberapa barang saja karena dampak kenaikan harga. Nah, Sobat perlu mengalokasikan sebagian kekayaannya pada produk investasi yang memberikan imbal hasil atau return lebih tinggi dari laju inflasi, sehingga nilai uang yang Sobat miliki tidak tergerus inflasi.

2. Mencapai tujuan finansial

Tujuan finansial merupakan upaya kita dalam mencapai sejumlah dana untuk memenuhi suatu kebutuhan di masa mendatang. Tujuan finansial dapat dibedakan berdasarkan jangka waktunya, yaitu tujuan finansial jangka pendek biasanya dicapai dalam waktu kurang dari satu tahun seperti membeli laptop atau gadget baru untuk kebutuhan bekerja.

pahami-berinvestasi-agar-untung-bukan-bungtung

Berinvestasilah pada produk keuangan yang terdaftar dan berizin dari OJK, lalu dolor jangan grusa-grusu atau terburu-buru untuk memilih produk investasi dengan tergiur tawaran promosi yang berlebihan

Kemudian adalah tujuan finansial jangka menengah yang biasanya dicapai dalam waktu satu sampai dengan lima tahun, misalnya untuk dana pendidikan, uang muka KPR, atau beribadah haji. Dan yang terakhir adalah tujuan finansial jangka panjang yang biasanya dicapai dalam waktu lebih dari lima tahun, misalnya untuk dana pensiun dan membeli rumah.

Baca juga:

Rentan meningkatkan Diabetes, Cukai MBDK Didesak segera Diterapkan!

Kedua yang perlu dipahami sebelum berinvestasi adalah selalu 2L yaitu Legal dan Logis. Berinvestasilah pada produk keuangan yang terdaftar dan berizin dari OJK, lalu dolor jangan grusa-grusu atau terburu-buru untuk memilih instrumen/produk investasi dengan tergiur tawaran promosi yang berlebihan. Coba cermati produk investasi yang ditawarkan dengan teliti, agar tidak terjebak pada investasi bodong. Berikut ini adalah ciri-ciri dari investasi bodong:

  1. Entitas yang menawarkan investasi tidak memiliki izin dari otoritas yang berwenang (legalitas tidak jelas);
  2. Menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat dengan tanpa risiko;
  3. Menawarkan produk investasi melalui media sosial, grup Whatsapp, Telegram, yang mencantumkan foto artis, tokoh agama, atau public figure;
  4. Informasi terkait proses bisnis investasi tidak jelas
  5. Menawarkan keuntungan (bonus) jika berhasil mendapatkan anggota baru;
  6. Menjanjikan aset yang diinvestasikan aman dan memberikan jaminan pembelian kembali (buyback).

Selain mengharapkan keuntungan di masa depan, berinvestasi juga memiliki risiko. Berikut ini merupakan beberapa risiko berinvestasi, khususnya di pasar modal diantaranya sebagai berikut:

  1. Risiko daya beli (purchasing power risk)

Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan nilai inflasi yang besar sehingga menyebabkan nilai riil pendapatan hasil investasi akan lebih kecil .

  1. Risiko bisnis (business risk)

Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh laba, sehingga pada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan membayar bunga dan dividen.

  1. Risiko tingkat bunga

Naiknya tingkat bunga, biasanya akan menekan harga surat-surat berharga, sehingga dampaknya nilai surat berharga akan turun.

  1. Risiko pasar (market risk)

Apabila pasar bergairah (bulish) pada umumnya harga saham akan mengalami kenaikan, begitupun sebaliknya apabila pasar lesu (bearish) maka harga saham cenderung turun.

  1. Risiko likuiditas (liquidity risk)

Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

Dengan menyadari setiap risiko yang harus dihadapi dalam berinvestasi, Anda perlu menyesuaikan instrumen/produk investasi dengan profil risiko, kondisi keuangan, dan tujuan finansial. Selain itu, pastikan Sobat berinvestasi dengan menggunakan dana dingin alias uang yang benar-benar tidak terpakai untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun dana darurat.

Baca juga:

Gelapkan Uang Nasabah, Direktur BPR Sumber Usahawan Bersama Diganjar Satu Tahun Penjara

Terjerat Investasi Bodong Kunto Arief dan Pidy Handoko Dituntut 30 Bulan Penjara

Terjerat Penipuan Investasi Bodong Pidy Handoko Dibui 2 Tahun Penjara

Itulah penjelasan mengenai hal-hal yang perlu dipahami dalam berinvestasi. Nah Dolor, mulailah berinvestasi untuk menggapai masa depan yang lebih cerah jangan mudah tergiur dengan aturan yang tidak jelas yang melenceng akan peraturan perbankan.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *