Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
HukrimPendidikan

Kasus Guru Pukul Siswa Berakhir Damai setelah Mediasi di Polrestabes

331
×

Kasus Guru Pukul Siswa Berakhir Damai setelah Mediasi di Polrestabes

Sebarkan artikel ini

Kasus Kekerasan Terhadap Siswa

Merah Putih | SURABAYA – Polrestabes Surabaya akhirnya melakukan mediasi terkait dugaan kekerasan pemukulan oknum guru kepada murid, Jumat(4/2/2022). Langkah mediasi itu ditempuh Kapolrestabes Surabaya guna ketauladanan, memberikan rasa kekeluargaan serta kasih sayang dilingkungan sekolah.

“Terkait guru yang kemarin jangan dibahas lagi ,karena setiap manusia memiliki kesalahan. Beri penguatan kepada beliau dan beri semangat agar beliau berubah, jangan dijatuhkan,” tutur Kombespol Akhmad Yusep Gunawan.

“Kita boleh tegas dan disiplin dalam mendidik, tapi juga harus didasari dengan hati yang akhlakul karimah. Ini yang saya minta kepada sampean” imbuh Kapolrestabes.

Orang tua siswa sebagai pelapor tersebut telah, mencabut laporannya. Dengan dicabutnya laporan ini, maka secara tidak langsung untuk kasus pemukulan guru kepada siswanya itu tidak akan sampai naik ke meja hijau dan disidangkan.

Semua berakhir dihadapan Kombespol Akhmad Yusep dengan damai. Dari mediasi tersebut, Kemudian pelaku guru menyampaikan permohonan permintaan maafnya yang  kepada orang tua dan korban atas viralnya video pemukulan terhadap murid yang telah banyak beredar di masyarakat.

Dalam perkara ini Kombespol Yusep mengedepankan Win-win Solution untuk menyelesaikan permasalahan. Menurut Kombespol Yusep, kasus pemukulan guru terhadap siswa di SMPN 49 Surabaya menjadi catatan penting bagi dirinya dan dunia pendidikan di Kota Surabaya.

Ia kemudian mengingatkan, bahwa para guru adalah orang tua bagi para siswa saat berada di sekolah.

Diketahui, kasus kekerasan dialami MR, siswa SMPN 49 Surabaya yang menjadi korban pemukulan guru telah menyita publik Namun, belakangan orang tua korban, Ali Muhjayin mendatangi Polrestabes Surabaya untuk mencabut laporannya pada Jumat (4/2/2022) kemarin.

Bahkan, guru dan keluarga korban pun sudah saling memaafkan dan bersepakat menghentikan kasus di hadapan Kapolrestabes Surabaya.

Sejak awal, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah menaruh perhatian khusus pada kasus tersebut. Bahkan, dia juga sempat mengunjungi sekolah dan rumah korban di Jalan Kutisari Utara Gang 3. Dia pun bersyukur, kasus ini berakhir damai dan dapat saling memaafkan antar keduanya.

Wali Kota Eri menuturkan, bahwa sesama manusia itu memang harus saling memaafkan. Apalagi, manusia tidak bisa lepas dari salah. Bagi dia, hal ini pun telah ditunjukan oleh keluarga Ali Muhjayin dengan mencabut laporan ke Polrestabes Surabaya dan memaafkan guru tersebut.

“Saya matur nuwun sanget (terima kasih banyak), kita diberi contoh oleh Pak Ali bahwa warga Surabaya harus saling memaafkan. Kalau ada kekurangan dan kesalahan, bagaimana kita memperbaiki kesalahan itu agar menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.

Wali Kota Eri menilai, bahwa kasus ini menjadi bukti bahwa warga Kota Surabaya memiliki rasa empati dan gotong royong yang tinggi. Dia berharap, kejadian ini dapat menjadi pembelajaran dan contoh bagi warga.

Baginya, ketika membangun Surabaya ini dilakukan oleh dengan hati seperti Ali Muhjayin, maka dia yakin Kota Pahlawan akan menjadi lebih hebat dari hari ini.

Lantas bagaimana dengan proses administrasi terhadap guru JS tersebut? Wali Kota Eri menyatakan, bahwa proses ini tetaplah berjalan dan tengah ditangani oleh Inspektorat Surabaya. Pihaknya pun bakal melakukan tes psikologi terhadap guru tersebut, sehingga muridnya dapat lebih nyaman.

“Ketika Pak Ali sudah mencabut laporan di polres, maka kami juga akan mempertimbangkan itu. Sehingga nanti ke depan gurunya juga diberikan kesempatan agar ini menjadi pembelajaran betul, maka tidak ada lagi kekerasan guru terhadap muridnya,” terangnya.

Meskipun seorang guru itu marah kepada anak didiknya, Wali Kota Eri berharap, para tenaga pendidik harus tetap sabar dan mampu mengontrol emosinya. Karena, bagaimanapun guru adalah orang tua yang mendidik murid-murid menjadi pemimpin di masa yang akan datang.(oki)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *