mediamerahputih.id I GRESIK – Aktivis Gresik mengalami masalah. Mereka yang vokal dan kritis terhadap kebijakan pemerintah, pelaksanaan anggaran desa, dan pelaku usaha ilegal diancam dengan ancaman dan teror.
Lembaga Swadaya Masyarakat Front Pembela Suara Rakuat (LSM FPSR) adalah korban teror tersebut. Kantor LSM FPSR di Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, diteror oleh orang tak dikenal (OTD). Diperkirakan batu dilempar ke kaca jendela depan kantor. Kejadian itu baru diketahui saat Aris Gunawan, Ketua LSM FPSR, mendatangi kantornya pada Rabu sore, 19 Juni 2024.
Baca juga:
Kirim Pesan Berbau Ancaman Terhadap Wartawan, Pengelola Resto Dipolisikan
Ia menyadari adanya peristiwa perusakan saat setiba di kantornya, tampak pecahan kaca berserakan. Barang berharga di dalam kantor seperti televisi, kipas angin, AC, serta komputer, tidak ada yang hilang. Namun menurut pengakuan Aris, pelaku diperkirakan lebih dari satu orang dan dilakukan beberapa hari kemarin.

“Kapan kejadian itu pastinya, saya tidak tahu. CCTV di lokasi belum ada. Untuk mencari pelakunya, kami akan laporkan ke Kepolisian,” ujarnya kepada mediamerahputih.id, Rabu (19/06) malam.
Baca juga:
Hotman Paris ungkap Fakta Baru 5 Terpidana sebut Pegi Bukan Pelaku Pembunuh Vina
Ketua Aliansi Wartawan dan LSM Gresik Selatan (WAGs), Efianto, mengecam keras aksi premanisme dan teror yang dilakukan oleh orang tak dikenal. Menurutnya selama ini, Gresik Selatan dikenal sangat kritis dalam menyikapi berbagai persoalan yang menyimpang, seperti tambang ilegal, penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) ilegal, kavling ilegal, dan usaha-usaha ilegal lainnya.
Baca juga:
Selain itu, pelaksanaan pekerjaan yang bersumber dari anggaran negara juga menjadi fokus pengawasan para aktivis di Gresik Selatan. Beberapa contoh termasuk proyek Rumah Sakit Gresik Sehati, pembangunan ruang sekolah, pungutan liar, dan penyimpangan Dana Desa.
Baca juga:
Jawaban Korelasi Antara Sumber Hukum Formil dengan Materiil Beserta Contohnya
“Tidak heran jika ada pihak-pihak yang merasa terganggu dengan sikap kritis kami, terutama LSM FPSR. Oleh karena itu, kami berharap Kepolisian dapat mengungkap pelakunya,” kata Efianto.
Efianto mengajak aktivis di Gresik Selatan dan juga wartawan agar tidak gentar dengan teror-teror murahan yang dilakukan terhadap kantor LSM FPSR. Dia mengajak agar aktivis dan wartawan tetap kritis dan menjalankan fungsinya sesuai koridor hukum yang berlaku.
“Tekad kami, lawan sikap premanisme dan teror. Jangan takut. Karena dengan takut, mereka akan leluasa menjalankan praktik usaha ilegal dan menggarong uang negara,” tegas Efianto, yang juga sebagai Advokat ini. (ton)