Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Berita Terbaru

Eks Penghuni Kolong Tol Kampung 1001 Malam Mengaku Nyaman Dipindah ke Rusunawa Sumur Welut

741
×

Eks Penghuni Kolong Tol Kampung 1001 Malam Mengaku Nyaman Dipindah ke Rusunawa Sumur Welut

Sebarkan artikel ini

mediamerahputih.id I SURABAYA- Pasca melakukan penggusuran bangunan liar (Bangli) warga di kolong  jembatan tol Dupak, kawasan Kampung 1001 Malam, Senin (17/10). Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah memberikan fasilitas hunian rumah susun sewa sederhana (rusunawa) untuk 16 Kepala Keluarga (KK) yang sebelumnya tinggal di kolong jembatan tol Dupak tersebut.

Belasan warga yang telah dipindah itu mengaku bersyukur, karena saat ini menjalani hidup yang lebih layak. Salah satu KK yang dipindah ke rusunawa yaitu, pasangan suami istri (pasutri) Iin Indriani dan Firmansyah.

Iin dan Firmansyah harus dipindah oleh pemkot karena selama belasan tahun tinggal di tempat yang sangat tidak layak. Tempat yang mereka tinggali beratap beton jembatan tol, sedangkan lantainya hanya beralas papan kayu. Bukan itu saja, dindingnya pun sebatas kayu triplek.

Tentu saja kondisi ini tidak nyaman bagi Iin dan Firmansyah. Terlebih, saat ini wanita 34 tahun itu sedang hamil tua dan memiliki seorang anak balita. Hidup belasan tahun di kolong bawah tol, seakan menjadi mimpi buruk bagi keluarga kecil itu. Bagaimana tidak, kualitas udara, lingkungan dan pengaruh sosial di kawasan ini sangat tidak nyaman untuk dijadikan sebuah hunian.

“Bedo adoh (beda jauh), nyaman di sini. Kalau di sana kan di bawah tol, banyak debu dan di pinggir sungai. Alhamdulillah di sini (rusunawa Sumur Welut) nyaman, tidak khawatir lagi dengan anak saya,” serempak pengakuan Iin dan Firmansyah, Kamis (20/10/2022).

Pasutri yang kesehariannya mencari nafkah sebagai sebagai pengamen itu mengaku tidak ingin kembali lagi tinggal di bawa kolong jembatan tol. Mereka mengungkapkan, ingin hidup seperti masyarakat pada umumnya yang lebih layak.

Selama tinggal di kolong jembatan tol, pasutri ini mengaku kerap diejek oleh orang karena statusnya yang kurang beruntung. Meskipun begitu, keluarga kecil ini tak putus semangat walaupun kesehariannya mengamen di jalanan.

“Kemarin sudah didata pemkot, mau diberi pekerjaan. Saya minta jadi tukang sapu. Kalau saya menganggur, kasihan anak dan istri saya,” ujar Firmansyah.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat eksekusi pemindahan warga kolong jembatan tol di kawasan Kampung 1001 Malam mengatakan, pemkot tidak asal memindahkan warga dan menertibkan bangunan liar saja. Akan tetapi, pemkot juga bertanggung jawab, memberikan jaminan perhatian kesehatan, pendidikan, dan penghasilan kepada warga yang dipindahkan ke rusunawa Sumur Welut.

Dengan kepastian itu, pasutri ini pun merasa lega dan berharap ke depannya bisa menyekolahkan anak – anak hingga ke jenjang yang lebih tinggi. “Nggak seperti orang tuanya, sejak kecil hidup di jalanan. Saya nggak ingin anak – anak bernasib sama seperti orang tuanya,” harap Firmansyah.

Selain Iin dan Firmansyah, ada Surati, 53, yang merasakan pahitnya hidup di kolong jembatan tol kawasan Kampung 1001 Malam. Surati hidup di hunian tak layak itu sudah 25 tahun. Kini ia telah berpindah ke rusunawa Sumur Welut bersama tiga anak perempuannya.

Senada dengan Iin dan Firmansyah, Surati pun merasa sangat nyaman tinggal di rusun. Hidupnya kini lebih layak. Terlebih, rusun yang ditinggali telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas di dalamnya, mulai sembako, kipas angin, kasur, gas LPG 3 kilogram, hingga pekerjaan.

“Makanan juga dijamin, pagi, siang dan malam setiap hari. Kemarin anak – anak saya juga sudah didata untuk dicarikan pekerjaan yang sesuai. Kalau saya, diberi pekerjaan menjadi juru masak,” terang Surati.

Surati menyebutkan, saat proses pembongkaran hunian liar di kolong jembatan tol kawasan Kampung 1001 Malam, Wali Kota Eri Cahyadi menjamin ia bersama ketiga anaknya akan hidup lebih baik ke depannya.

“Kalih Pak Wali, kala wingi sampun jamin mboten usah khawatir, bakal junjung derajat anak putune (Pak Wali Kota bilang ke saya tidak usah khawatir, bakal menjunjung derajat anak dan cucu saya),” ucap Surati.

Surati tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Pemkot Surabaya terutama Wali Kota Eri Cahyadi telah memberikan bantuan tempat tinggal yang lebih kayak. Setelah mendapatkan penghasilan tetap, ia berharap, bisa mewujudkan mimpi serta membahagiakan anak dan cucunya.

“Matur nuwun sanget kalih Pak Wali, sampun dipindahkan di rusun dengan kehidupan yang selayaknya. Kulo nggih matur nuwun sampun maringi pendamelan anak – anak (terima kasih banyak Pak Wali, sudah dipindahkan di rusun dengan kehidupan yang selayaknya. Saya juga terima kasih banyak sudah memberikan pekerjaan untuk anak – anak saya),” ungkapnya. (jis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *