Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
EkbisBerita Terbaru

Tenang Gaes Tak Perlu Panic Buying, Pemkot Surabaya Sediakan Bahan Pangan Terjangkau

5116
×

Tenang Gaes Tak Perlu Panic Buying, Pemkot Surabaya Sediakan Bahan Pangan Terjangkau

Sebarkan artikel ini
panic-buying-bahan-pangan-di-surabaya-mencukupi
Pemkot mengimbau masyarakat agar tak perlu panic buying, karena ketersediaan bahan pangan di Surabaya mencukupi I MMP I dok Pemkot Surabaya
mediamerahputih.id – Kenaikan harga bahan pangan terutamanya beras sudah di luar kewajaran di awal tahun 2024 ini, membuat Pemkot Surabaya terus berusaha menyediakan bahan pangan dengan harga terjangkau kepada masyarakat. Oleh sebabnya, pemkot mengimbau masyarakat agar tak perlu panic buying, karena ketersediaan bahan pangan di Surabaya mencukupi.

 

Panic buying merupakan aktivitas belanja berlebihan karena rasa panik yang dialami masyarakat. Fenomena ini umumnya didasari situasi eksternal yang dianggap genting dan menciptakan rasa panik berlebihan, sehingga membuat mereka membeli barang-barang dalam jumlah berlebih.

 

Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Perekonomian Pemkot Surabaya, Agung Supriyo Wibowo mengatakan, bahwa selain melalui Kios TPID, pemkot juga menggelar Pasar Murah dua kali dalam sepekan. Ini sebagaimana arahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk mendekatkan kebutuhan bahan pangan kepada masyarakat.

Baca juga:

Satpol PP Surabaya Segel 6 Unit Rusunawa yang Lama Tak Dihuni

“Kegiatan Pasar Murah atau Operasi Pasar, kita adakan setiap minggu (Selasa dan Kamis) di Surabaya, ada di 31 wilayah kecamatan. Untuk titik tempatnya, kita adakan keliling secara bergantian,” ucap Agung Supriyo, Kamis (29/2/2024).

 

Dalam kegiatan Pasar Murah tersebut, Pemkot Surabaya menyediakan beragam komoditas bahan pangan. Di antaranya, beras, bawang merah dan putih, minyak goreng, cabe, telur hingga daging. Pasar murah biasanya digelar di halaman kantor kecamatan, kelurahan, Balai RW, hingga tempat-tempat strategis yang mudah dijangkau oleh warga setempat.

Baca juga:

Program PTSL, Wali Kota Eri Serahkan 250 Sertipikat Tanah Warga

Selain kegiatan Pasar Murah, Agung menerangkan bahwa Pemkot Surabaya juga rutin menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM). GPM tersebut polanya hampir sama dengan Pasar Murah, namun dengan kuantitas bahan pokok yang disediakan lebih besar.

panic-buying-bahan-pangan-di-surabaya-mencukupi

 

“Kalau gerakan pangan murah itu yang lebih besar lagi, biasanya kita ditempatkan di suatu tempat yang di situ padat penduduk dan ramai sekali. Selain itu, di gerakan pangan murah, kami kuantitasnya (bahan pokok) lebih besar,” kata dia.

 

Oleh karenanya, pemkot mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu panik buying terhadap ketersediaan bahan pangan. Sebab, ia menyatakan bahwa ketersediaan bahan pangan di Kota Surabaya mencukupi.

 

“Kota Surabaya ini insyaallah tercukupi untuk ketersediaan pangan, baik itu beras, gula maupun minyak,” ungkapnya.

Baca juga:

Gerakan Pasar Murah, Jadi Solusi Jitu Hadapi Kenaikan Harga Bahan Pokok di Surabaya

 Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Dwi Suryaning Endah Yanie menjelaskan, bahwa GPM diadakan sebulan 1-3 kali. Sedangkan untuk lokasinya, ditempatkan bergiliran di wilayah Surabaya, timur, barat, utara dan selatan.

 

“Di GPM kami menjual lumayan besar (jumlah bahan pangan). Kita adakan sebulan 1-3 kali berputar, bergantian lokasinya. Biasanya di GPM, kita menyediakan sekitar 8-10 ton beras, ada beras SPHP, beras premium, semuanya ada kita jual,” kata Dwi Suryaning.

 

Tak hanya itu, Dwi menyebutkan bahwa dalam GPM, pihaknya juga menyediakan beragam bahan pokok lain dengan kuantitas yang lebih besar. Di antaranya, seperti minyak goreng, gula, bawang merah bawang putih dan telur.

 

“Ada juga kelompok tani, kelompok tani kami yang sedang berproduksi, kita beri kesempatan mereka untuk berjualan di situ,” jelasnya.

Baca juga:

Faktor Penyebab Harga Emas Naik Turun, Yuk simak ulasannya!

 Bahkan, dalam kegiatan GPM, Dwi mengungkapkan jika Pemkot Surabaya juga memberi kesempatan bagi warga yang tergabung dalam program padat karya untuk menjual produk mereka. Misalnya seperti padat karya beternak lele, maka hasil dari budidaya ikan tersebut dijual dalam Gerakan Pangan Murah.

 

“Seperti pada saat tanggal 1 Februari 2024, kita adakan GPM di Rusun Penjaringansari. Alhamdulillah itu antusias warga sekitar sangat tinggi sekali untuk membeli bahan pangan yang kita sediakan dan belum siang sudah habis,” pungkasnya. (ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *