mediamerahputih.id I BANGKALAN – Salah satu ibu rumah tangga yang terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan aktif mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) adalah Ustania, yang biasa disapa Bu Nia (54). Bu Nia telah rutin mengikuti senam Prolanis yang diselenggarakan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang dekat dengan rumahnya, yaitu Klinik Kimia Farma Trunojoyo di Bangkalan. Meskipun usianya semakin bertambah, ia tetap semangat menjalani gaya hidup sehat.
“Sejak 2018, saya telah menjadi peserta BPJS Kesehatan. Karena suami saya bekerja sebagai wiraswasta, saya terdaftar sebagai peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Semua anggota keluarga kami, kami tiga orang, telah terdaftar. Bahkan sebelum kami pindah ke sini, kami sudah menjadi peserta JKN. Sebelumnya, saya mengikuti suami bekerja di Kalimantan,” kata Nia, Kamis (31/10).
Baca juga:
Lewat Prolanis, BPJS Kesehatan Ajak Penyandang Penyakit Kronis Hidup Sehat
Program Prolanis adalah sistem pelayanan kesehatan yang proaktif dan terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS Kesehatan. Tujuan program adalah untuk memastikan bahwa peserta JKN yang mengidap penyakit kronis tetap sehat dan menikmati kualitas hidup terbaik mereka dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

“Alhamdulilah Prolanis ini sangat bermanfaat. Saya dan suami selalu mengikuti senam yang diadakan. Saking semangatnya kalau bisa seminggu sekali juga tidak apa-apa, tapi dari klinik diadakan sebulan sekali, jadi kami mengikuti sesuai jadwal saja,” ucapnya.
Baca juga:
Nia rutin memantau kesehatannya dengan mengikuti kegiatan Prolanis yang diadakan Klinik Kimia Farma Trunojoyo Bangkalan. Pelayanan yang ia peroleh dari Prolanis antara lain konsultasi kesehatan setiap bulan. Nia juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang yakni GDP-GDPP sebulan sekali, HbA1C sekitar tiga sampai enam bulan sekali dan pemeriksaan kimia darah enam bulan sekali. Pelayanan lain yang diperoleh adalah pelayanan obat, edukasi dan senam prolanis, serta pemantauan status kesehatan.
“Senam ini diadakan setiap satu bulan sekali, kadang di minggu kedua, kadang di minggu ketiga. Alhamdulilah ada senam, sebelumnya cek dulu tensi kita berapa. Selesai senam ada penyuluhan dari dokter dengan materi yang berganti-ganti. Jadi kita juga tidak bosan mendengarkannya. Nanti enam bulan sekali ada pemeriksaan kimia darah juga. Saya ada riwayat hipertensi, saya konsultasi dengan dokter lalu diberikan obat yang cocok tanpa dipungut biaya,” kata Nia.
Baca juga:
Ekosistem Digital BPJS Kesehatan jadi Best Practice Jaminan Sosial Dunia
Nia merasakan dirinya menjadi lebih sehat dan bugar karena rutin mengikuti Prolanis. Nia memiliki riwayat hipertensi, sehingga harus rutin mengonsumsi obat sesuai dengan hasil konsultasi dengan dokter. Setelah mengikuti senam Prolanis, badannya terasa lebih fit. Nia mengajak peserta JKN di lingkungan sekitarnya yang memiliki riwayat penyakit sama seperti dirinya untuk mengikuti Prolanis. Sembari mengikut senam, Nia dapat bersilaturahmi dengan teman maupun tetangga sekitar. Nia juga berharap program ini terus berlanjut, karena banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan.
“Suami saya kebetulan mengurus RT di Kelurahan Pejagan, jadi saya minta beliau menganjurkan kepada tetangga-tetangga kami agar mereka mengikuti Prolanis. Alhamdulilah teman-teman dan tetangga setikar antusias mengikuti program ini. Tidak ribet kok daftar Prolanis, cukup melapor ke petugas penanggung jawab Prolanis di FKTP,” ungkap Nia.
Baca juga:
Waspada Terhadap Modus Penipuan Mengatasnamakan BPJS Kesehatan
Sebagai peserta JKN aktif, ia juga tidak lupa mengimbau peserta JKN lainnya untuk membayar iuran setiap bulannya agar status kepesertaannya selalu aktif dan bisa digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Saya lebih baik sehat. Tidak apa-apa kalau setiap bulan harus bayar iuran BPJS Kesehatan agar status kepesertaan saya selalu aktif. Saya akan tetap lanjut menjadi peserta BPJS Kesehatan,” ucap Nia. (dni)