Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Berita Terbaru

Terapkan Jam Malam Anak Tertangkap Sweeping Dibina 7 Hari, Mulai Pekan Ini

139
×

Terapkan Jam Malam Anak Tertangkap Sweeping Dibina 7 Hari, Mulai Pekan Ini

Sebarkan artikel ini

sweeping anak di jam malam

terapkan-jam-malam-anak-sweeping
Wali Kota Eri Cahyadi, berencana menggandeng berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan komunitas untuk membentuk satuan tugas (satgas) di setiap RT/RW. Satgas ini akan berfungsi sebagai pengawas dan edukator di lingkungan masing-masing dalam penerapan jam malam anak | MMP | dok Pemkot
mediamerahputih.id | SURABAYA – Pemkot Surabaya akan segera menerapkan kebijakan jam malam bagi remaja di bawah usia 18 tahun. Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah anak-anak berkeliaran di malam hari. Rencananya, sweeping akan dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut, dan anak-anak yang terjaring akan menjalani pembinaan selama 7 hari di Rumah Perubahan.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, berencana menggandeng berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan komunitas untuk membentuk satuan tugas (satgas) di setiap RT/RW. Satgas ini akan berfungsi sebagai pengawas dan edukator di lingkungan masing-masing.

Baca juga :

62 Anak Peserta Khitan Massal Surau Qutubul Amin Beri Ibundanya Setangkai Bunga

“Jam malam ini adalah upaya kita menggerakkan semua komunitas dan LSM untuk mengawasi di setiap RT dan RW. Di sana akan ada satgas yang diisi perwakilan RT, RW, komunitas, dan pemerintah kota,” ungkap Eri, diterima redaksi, Minggu (29/6/2025). 

terapkan-jam-malam-anak-sweeping
Kebijakan jam malam ini akan difokuskan pada sweeping di ruang publik terbuka, seperti taman dan jembatan. Anak-anak yang ditemukan berkeliaran tanpa pengawasan akan dijemput dan diantar pulang. Orang tua mereka juga akan didokumentasikan sebagai bentuk peringatan dan edukasi | MMP I dok pemkot

Wali Kota Eri menekankan bahwa tanpa peran orang tua, upaya pemerintah akan sia-sia. Ia menyoroti maraknya anak-anak yang berkeliaran di malam hari tanpa pengawasan, seperti berkumpul di taman atau berkendara tidak aman.

Baca juga :

Beri Pengarahan pada Guru, Eri Cahyadi: Bentuklah Karakter Anak

“Tanpa peran orang tua, apa yang dilakukan pemerintah itu tidak ada artinya. Kita sering melihat anak-anak di taman atau di jalan saat jam 10 atau 11 malam tanpa pengawasan. Inilah yang harus kita benahi,” ujar dia.

Kebijakan jam malam ini akan difokuskan pada sweeping di ruang publik terbuka, seperti taman dan jembatan. Anak-anak yang ditemukan berkeliaran tanpa pengawasan akan dijemput dan diantar pulang. Orang tua mereka juga akan didokumentasikan sebagai bentuk peringatan dan edukasi.

Baca juga :

Cegah Kekerasan Terhadap Anak Hal ini yang Dilakukan Pemkot Surabaya

“Jika ada anak-anak di kafe atau tempat nongkrong lewat dari jam 10 malam tanpa orang tuanya, apakah orang tua mereka tidak mencari? Nah ini tidak masuk akal. Kecuali anak tersebut sedang belajar atau les,” tuturnya.

Oleh sebab itu, pendekatan yang diambil bukan semata-mata kekerasan, melainkan upaya penyadaran melalui pendekatan psikologis. Pemkot Surabaya akan melibatkan psikolog dari perguruan tinggi untuk membina anak-anak yang terjaring sweeping.

“Bagi anak-anak yang terjaring sweeping, Pemkot Surabaya telah menyiapkan program pembinaan. Kalau sudah ditangkap, kita tanya sama orang tuanya, mau diapakan anak ini? Apakah butuh pembinaan psikologi?,” jelasnya.

Baca juga :

Melindungi Hak Konstitusional, 612.529 Anak Surabaya Sudah Kantongi KIA

Anak-anak yang terjaring sweeping akan menjalani pembinaan selama 7 hari di Rumah Perubahan, lengkap dengan pendampingan psikolog. Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyediakan fasilitas pendidikan melalui Rumah Ilmu Arek Surabaya (RIAS) bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu dan menghadapi kendala biaya pendidikan formal. Program RIAS ini memang dirancang khusus untuk memastikan setiap anak Surabaya memiliki kesempatan yang sama untuk belajar.

“Saya ingin mengubah Surabaya dengan budaya areknya, dan itu bisa. Kita tidak akan menyelesaikan masalah dengan kekerasan, tapi dengan menyentuh akarnya,” tandasnya. (ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *