SURABAYA- Lingkungan hidup yang bersih dan sehat merupakan dambaan bagi setiap warga masyarakat. Lingkungan bersih dan sehat juga merupakan salah satu modal dasar penting bagi pembangunan manusia termasuk di kota Surabaya.
Terlebih di masa pandemi saat ini tetap disipilin protokol kesehatan (Prokes) guna antisipasi ancaman wabah Covid-19, pasalnya, kualitas lingkungan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat terutamanya dalam pengelolaan sampah.
Oleh karena itu peran pemerintah bersama-sama dengan masyarakat harus berupaya untuk menciptakan lingkungan menjadi bersih dan sehat di masa pandemi menjadi tag line utama program pemerintah serta peran serta masyarakat.
Terlebih, era Wali Kota Tri Rismaharini sangat responsif perhatian terhadap kebesihan lingkungan, bahkan repotasi kerjanya ia luangkan mulai shubuh pagi sudah berkeliling kota Pahlawan yang tak pernah lepas di genggam tangannya memegang Handy Talky (HT) dalam memantau menyoal kebersihan di kota Surabaya.
Ia lakukan itu, semata-mata Risma tak menginginkan manajemen kebersihan lingkungan amburadul, bahkan dia tak segan menegur langsung jajarannya lewat komunikasi HT yang selalu ia genggamnya.
Penumpukan sampah di tempah pembuangan sampah (TPS) Benteng terjadi Kamis, (27/1) pagi I MMP I moch syukur
Lingkungan yang bersih dan sehat adalah lingkungan yang bebas dari berbagai kotoran, termasuk di antaranya debu, sampah dan bau. Karena proses penularan penyakit disebabkan oleh mikroba, lingkungan yang bersih dan sehat juga berarti harus bebas dari virus, bakteri pathogen dan berbagai vektor penyakit.
Pengelolahan sampah nampak amburadul, dengan pengakutan sampah masih berserakan yang diduga belum maksimalnya pengakutan sampah yang ada di TPS kota Surabaya I MMP I moch syukur.
Reporter : Moch Syukur
Editor : Antonius Andhika