Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Kesehatan

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Warga Diimbau Tak Perlu Khawatir

539
×

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Warga Diimbau Tak Perlu Khawatir

Sebarkan artikel ini
antisipasi-bencana-hidrometeorologi
Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro I MMP I dok pemkot
mediamerahputih.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat di Jawa Timur, untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi hal tersebut.

Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengaku telah menyiapkan berbagai upaya untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi. Karena itu, ia mengimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir.

“Kami mohon warga tidak perlu khawatir, karena ini memang terjadi setiap tahun. Kalau kita persiapkan dengan baik, maka akan menjadi hal yang tidak membahayakan,” kata Agus Hebi Djuniantoro, Senin (22/1/2024).

Baca juga:

Awas Waspadai Terhadap Penyakit Legionellosis, Berikut ini Cirinya!

Hebi mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan pemkot dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi adalah mengoptimalkan 18 Pos Pantau dan 7 Posko Terpadu. Selama 24 jam, petugas gabungan dari pemkot akan standby di Posko Terpadu tersebut.

antisipasi-bencana-hidrometeorologi

“Kita mengoptimalkan dengan 8 dinas atau perangkat daerah (PD) yang lain. Di antaranya, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perhubungan, DPKP (Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan) dan sebagainya,” paparnya.

Menurutnya, berdasarkan data dari BNPB, potensi bencana hidrometeorologi di Jawa Timur, terjadi pada bulan Januari, Februari dan Maret 2024. Sementara untuk puncaknya, diperkirakan terjadi pada Februari 2024.

Baca juga:

Waspada Penyakit Gagal Ginjal Misterius

“Potensi bencana hidrometeorologi itu misalnya aliran air sungai menjadi kencang. Kemudian angin puting beliung, pohon tumbang, cuaca ekstrem (hujan deras) dan sebagainya. Tapi ini sudah kita antisipasi,” jelasnya.

Tetapi, pihaknya tetap meminta masyarakat untuk mewaspadai dampak dari potensi bencana hidrometeorologi. Yang pertama, warga diimbau agar tidak mandi di sungai, baik itu anak kecil maupun orang dewasa. “Karena arus sungai yang seperti kelihatan tenang, tapi justru di bawah arusnya kencang,” ujarnya.

Selain itu, Hebi juga mengimbau para orang tua agar dapat mengawasi dan mencegah anak-anak bermain saat hujan. Terlebih, ketika anak-anak kecil itu bermain di dekat aliran sungai. “Kami imbau para orang tua agar dapat mencegah anak-anaknya bermain saat hujan,” imbaunya.

Kepada pengendara motor dan mobil, Hebi berpesan agar dapat memastikan kendaraan yang digunakan dalam kondisi layak jalan. Jangan sampai, kondisi ban motor yang sudah tipis, justru dibiarkan dan tetap digunakan saat hujan.

Baca juga:

BPJS Kesehatan Dengungkan Transformasi Mutu Layanan, Begini Sejarahnya

“Kalau kondisi ban sudah tipis jadi licin, berbahaya kalau digunakan saat hujan. Selain itu kami juga imbau warga agar tidak berteduh di bawah pohon saat hujan,” pesan dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kota Surabaya, Buyung Hidayat memaparkan lokasi 7 Posko Terpadu dan 18 Pos Pantau yang tersebar di Kota Pahlawan.

“Yang pertama adalah Posko Terpadu Utara, lokasinya berada di Jl Kasuari No 1 Surabaya. Kemudian, Posko Terpadu Selatan di JI Dukuh Menanggal No 1 (Kantor Dinas Perhubungan). Dan ketiga, Posko Terpadu Barat, ada di Kantor Kecamatan Tandes,” kata Buyung.

Selanjutnya, kata dia, yang keempat adalah Posko Terpadu Timur berada di Park n Ride Arif Rahman Hakim. Sedangkan kelima yakni, Posko Terpadu Pusat berada di Jl Sumatera No 71 Surabaya (Kantor PMI). “Kemudian, Posko Terpadu Dukuh Pakis di Park and Ride Mayjend Sungkono dan ketujuh adalah Posko Terpadu Kedung Cowek ada di Kantor Kecamatan Kenjeran,” jelasnya.

Baca juga:

Mengenal Profesi FOO pada Industri Penerbangan

Di samping 7 Posko Terpadu, Pemkot Surabaya juga mengoptimalkan keberadaan 18 pos pantau. Dimana lokasi pos pantau ini juga tersebar di seluruh wilayah Kota Pahlawan.

Ke-18 lokasi pos pantau ini terdiri dari Pos Pantau Sedap Malam, Pos Pantau Indrapura, Pos Pantau Tugu Pahlawan, Pos Pantau Genteng, Pos Pantau Tidar, Pos Pantau Bungkul, Pos Pantau Kebun Binatang Surabaya (KBS), Pos Pantau GOR Pancasila, Pos Pantau Wiyung dan Pos Pantau Bambu Runcing.

Kemudian, Pos Pantau Taman Pelangi, Pos Gudang Menur, Pos Pantau RSIA di Jalan Kenjeran, Pos Pantau UKM MERR,  Pos Pantai Panjang Jiwo, Pos Gudang Hitech Mall, Pos Pantau Taman Sejarah dan Pos Mako Jemursari.

Apa itu? Bencana Hidrometeorologi

Bila melansir chat Artificial Intelligence (AI) Generative Pre-training Transformer  (GPT) bencana hidrometeorologi merupakan bencana alam yang disebabkan oleh interaksi antara cuaca dan proses hidrologi di atmosfer. Adapun bencana itu termasuk hujan, banjir, kekeringan, topan, badai salju, dan perubahan iklim yang ekstrem. Bencana hidrometeorologi dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia, lingkungan, dan infrastruktur. Ancaman bencana hidrometeorolgi antara lain:

  1. Banjir adalah salah satu jenis bencana hidrometeorologi yang terjadi ketika air meluap dan membanjiri wilayah daratan yang biasanya kering. Banjir dapat disebabkan oleh hujan deras, meluapnya sungai, atau gelombang pasang. Dampak banjir dapat mencakup kerusakan properti, kerugian ekonomi, gangguan transportasi, dan bahaya kesehatan.
  2. Kekeringan adalah keadaan ketika wilayah mengalami kekurangan air yang signifikan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya hujan, curah hujan yang tidak mencukupi, atau perubahan iklim yang mengakibatkan penurunan ketersediaan air. Kekeringan dapat berdampak pada pertanian, pasokan air bersih, kehidupan hewan, dan ekosistem secara keseluruhan
  3. Topan juga dikenal sebagai siklon tropis atau taifun, adalah badai tropis dengan angin kencang dan curah hujan yang tinggi. Topan dapat menyebabkan kerusakan berat pada bangunan, banjir, dan gelombang pasang yang mengancam pesisir. Wilayah yang terkena dampak topan memerlukan persiapan yang baik serta sistem peringatan dini yang efektif.!Topanimage_2
  4. Badai Salju ini yang dimaksud fenomena cuaca ekstrem yang terjadi ketika hujan beku atau kristal salju berpadu dengan angin kencang. Badai salju dapat mengakibatkan penumpukan salju yang tebal, pembekuan, kerusakan jaringan listrik, dan kesulitan dalam transportasi. Di daerah dengan musim salju, persiapan dan peringatan dini sangat penting untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh badai salju
  5. Perubahan iklim ekstrem adalah perubahan signifikan dalam pola cuaca yang terjadi sebagai akibat dari perubahan iklim global. Ini mencakup peningkatan suhu rata-rata, kejadian panas ekstrem, cuaca ekstrem yang tidak biasa, dan pola curah hujan yang tidak stabil. Perubahan iklim ekstrem dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi lainnya, seperti banjir yang lebih sering terjadi atau kekeringan yang lebih parah.!

Maka dari kesimpulan hal tersebut bencana hidrometeorologi merupakan ancaman serius yang memerlukan perhatian dan tindakan mitigasi yang tepat. Peningkatan kesadaran, persiapan yang baik, dan sistem peringatan dini yang efektif dapat membantu mengurangi risiko dan dampak dari bencana ini.(ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *