Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Peristiwa

Antisipasi bencana Hidrometeorologi, BPBD Surabaya Tambah 4 Pos Pantau

434
×

Antisipasi bencana Hidrometeorologi, BPBD Surabaya Tambah 4 Pos Pantau

Sebarkan artikel ini
antisipasi-bencana-hidrometeorologi
Siaga petugas BPBD Surabaya berencana menambah 4 (empat) pos pantau baru di perbatasan Kota Surabaya diantaranya adalah Pos Pantau Karangpilang, Pos Pantau Lakarsantri, Pos Pantau Romokalisari, dan Pos Pantau Gunung Anyar I Foto I MMP I dok pemkot
mediamerahputih.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya bakal menambah 4 (empat) pos pantau baru di area perbatasan kota guna meng-antisipasi bencana hidrometeorologi di Kota Pahlawan. Sebab, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Sidoarjo mengimbau masyarakat di wilayah Jawa Timur untuk waspada terhadap cuaca ekstrim yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi.

Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, berdasarkan imbauan BMKG Juanda pada 12-15 Maret 2024 diprediksi intensitas hujan akan meningkat. Selanjutnya pada 16-18 Maret 2024 intensitas hujan mulai menurun.

Baca juga:

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Warga Diimbau Tak Perlu Khawatir

“Meskipun kondisi cuaca ekstrim tetapi di Surabaya masih aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. BMKG juga menyarankan untuk menyiapkan seluruh Rumah Pompa dalam keadaan aktif,” kata Hebi sapaan lekatnya, Kamis (14/3/2024).

Karena itu, Hebi menerangkan bahwa pihaknya berencana menambah empat pos pantau baru di perbatasan Kota Surabaya. Di antaranya adalah Pos Pantau Karangpilang, Pos Pantau Lakarsantri, Pos Pantau Romokalisari, dan Pos Pantau Gunung Anyar.

“Pasti ada penambahan, yakni sebanyak 4 pos pantau, terutama yang di perbatasan Kota Surabaya. Sedangkan 18 pos pantau lainnya, terus aktif selama 24 jam,” jelasnya.

Baca juga:

Kesiapsiagaan Karhutla Perhutani Malang bersama BPDB Kota Batu

Di samping itu, ia mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrim di Kota Pahlawan. Bahkan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Antisipasi Bencana Hidrometeorologi dengan Nomor 300.2/2174/436.8.5/2024 sejak 31 Januari 2024 lalu.

“Saat berada di luar hindari berteduh di bawah pohon, reklame, bawah flyover dan kolong underpass yang berpotensi menyebabkan kemacetan saat terjadi cuaca ekstrim. Segera berteduh di dalam rumah atau tempat yang aman saat terjadi cuaca ekstrem,” ujar dia.

antisipasi-bencana-hidrometeorologiKepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro I MMP I dok pemkot

Hebi menambahkan, bagi masyarakat di wilayah pesisir yang tinggal dan beraktivitas di pesisir pantai agar selalu waspada, utamanya para nelayan agar memperhatikan cuaca dan berhati-hati terhadap gelombang tinggi sebelum melaut. Para nelayan diharapkan tidak memaksakan melaut apabila terjadi gelombang tinggi dan cuaca buruk, serta para petani tambak di wilayah pesisir agar memperkuat tanggulnya.

Baca juga:

Diduga Lakukan Kejahatan Perbankan, Winarti BSM Bank BTPN Diseret ke PN Surabaya

“Masyarakat juga diminta untuk segera melapor pada kesempatan pertama apabila terjadi kejadian kedaruratan/bencana kepada Command Center 112. Serta, mengupdate informasi cuaca secara berkala apabila hendak bepergian melalui sosial media ataupun aplikasi BMKG https://juanda.jatim.bmkg.go.id/radar/,” imbuhnya.

BPBD Kota Surabaya pun terus mengaktifkan 7 Posko Terpadu dan 18 Pos Pantau yang tersebar di Kota Pahlawan. Pertama, adalah Posko Terpadu Utara, di Jl Kasuari No 1 Surabaya. Kedua, Posko Terpadu Selatan di JI Dukuh Menanggal No 1 (Kantor Dinas Perhubungan). Dan ketiga, Posko Terpadu Barat, di Kantor Kecamatan Tandes.

Keempat adalah Posko Terpadu Timur berada di Park n Ride Arif Rahman Hakim. Kelima yakni, Posko Terpadu Pusat berada di Jl Sumatera No 71 Surabaya (Kantor PMI), keenam adalah  Posko Terpadu Dukuh Pakis di Park and Ride Mayjend Sungkono, serta ketujuh adalah Posko Terpadu Kedung Cowek ada di Kantor Kecamatan Kenjeran.

“Selain 7 Posko Terpadu, Pemkot Surabaya juga mengoptimalkan keberadaan 18 pos pantau. Dimana lokasi pos pantau ini juga tersebar di seluruh wilayah Kota Pahlawan,” jelasnya.

Ke-18 lokasi pos pantau ini terdiri dari Pos Pantau Sedap Malam, Pos Pantau Indrapura, Pos Pantau Tugu Pahlawan, Pos Pantau Genteng, Pos Pantau Tidar, Pos Pantau Bungkul, Pos Pantau Kebun Binatang Surabaya (KBS), Pos Pantau GOR Pancasila, Pos Pantau Wiyung dan Pos Pantau Bambu Runcing.

Baca juga:

Cegah Perang Sarung dan Tawuran saat Ramadan, Satpol PP Gencarkan Patroli

“Kemudian, Pos Pantau Taman Pelangi, Pos Gudang Menur, Pos Pantau RSIA di Jalan Kenjeran, Pos Pantau UKM MERR,  Pos Pantai Panjang Jiwo, Pos Gudang Hitech Mall, Pos Pantau Taman Sejarah dan Pos Mako Jemursari,” tandasnya.

Megutip Artificial Intelligence (AI) generatif bencana hidrometeorologi merupakan fenomena bencana alam yang terjadi di atmosfer, air, atau lautan. Bencana ini dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera, atau dampak kesehatan lainnya.

Baca juga:

Wali Kota Eri Warning Pengembang Perumahan Soal Kolam Penampungan Air

Adapun bencana hidrometeorologi dapat berupa, kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, gelombang panas, badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, curah hujan ekstrem, embun, suhu dingin.

Bencana hidrometeorologi disebabkan oleh parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin. Penyebab lain dari bencana hidrometeorologi adalah perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Menurut data BNPB Indonesia, kejadian bencana hidrometeorologi paling banyak adalah bencana banjir. (ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *