Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Politik

Anies sebut Pilkada Menang Utang selesai, Masuk Pemerintahan Tak Bermain Proyek

340
×

Anies sebut Pilkada Menang Utang selesai, Masuk Pemerintahan Tak Bermain Proyek

Sebarkan artikel ini

Isu utang Rp 50 miliar Dana Pilkada DKI

Anies Baswedan bakal calon presiden dari koalisi perubahan dan juga Capres Partai NasDem I dok fb Anies.
Anies Baswedan bakal calon presiden dari koalisi perubahan dan juga Capres Partai NasDem I dok fb Anies.

mediamerahputih.id – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan soal tidak adanya utang antara dirinya dan Sandiaga Uno.

Anies menyebut isu terkait uang Rp50 miliar yang akhirnya dibuatkan perjanjian kemudian ada pihak yang memberikan sumbangan sebesar itu sehingga uang tersebut bukan berasal dari Sandi maupun Anies.

Uang tersebut untuk membiayai Pilkada dan pihak pemberi uang meminta sumbangannya itu dicatat sebagai utang dengan perjanjian tertentu.

“Maka Pilkada selesai, dan menang, itu selesai tidak ada utang,” ucap Anies

Bakal calon Presiden dari koalisi perubahan itu mengatakan syarat itu dari pihak pemberi uang adalah bila pasangan Anies-Sandi menang maka uang tersebut dianggap sebagai dukungan, bukan utang.

Dalam perjanjian itu disebutkan jika Anies-Sandi kalah saat itu, maka uang pemberian tersebut dianggap sebagai utang yang harus dilunasi. Kendati demikian lanjut Anies, persoalan utang tersebut sebenarnya telah selesai.

“Maka Pilkada selesai, dan menang, itu selesai tidak ada utang,” ungkap Anies, dikutip dari kanal YouTube Merry Riana pada Minggu (12/2/23).

Ketika menang di Pilkada DKI saat itu dan ia masuk ke pemerintahan, Anies tidak mencari uang untuk membayar jumlah pinjaman tersebut.

“Kalau saya menang, saya masuk pemerintahan. Saya tidak mencari uang di pemeritahan untuk membayar itu. Bukankah ini yang menjebak kita selama ini? dengan praktik fundrising untuk biaya Pilkada,” kata Anies menjelaskan.

Sebaliknya jika pasangan Anies-Sandi saat itu kalah di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, maka Anies yang berada di luar pemerintahan akan mengusahakan uang karena tertera dalam perjanjian itu berubah menjadi utang.

“Kalau di luar pemerintahan, sah dong saya cari uang, sah juga punya usaha. Ketika saya menang tidak punya usaha,” tandasnya.

Ia menyebut Sandiaga Uno sempat memberikan Rp50 miliar untuk logistik Pilkada.atau lebih tepatnya Sandiaga bukan pemberi pinjaman, namun pihak penjamin pinjaman tersebut. Dalam perjanjian tersebut disebutkan jika utang itu dinyatakan lunas oleh pihak ketiga jika mereka berhasil menang dalam Pilgub DKI Jakarta.

Memecah belah kontestasi

Sebelumnya wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno tak ingin melebar persoalnya terkait masalah utang Baswedan pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Menurutnya, hal itu akan memperkeruh situasi dan bisa memecah belah.

Karena isu tersebut, bagi Sandi tidak memberikan hal positif bagi masyarakat. Sebaliknya, akan berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa menjelang Pilpres 2024 nantinya.

“Hal ini bila berpotensi memecah belah kita, kontestasi demokrasi ini harus kita jaga dan rawat. Tentunya pertemanan harus dijaga, persahabatan harus terus kita utamakan,” kata Sandi, Sabtu (11/2).

Sandi sudah memutuskan tidak memperpanjang diskursus mempersoalkan yang selama ini menjadi isu dan buah bibir perhatian publik yang tidak memberikan dampak positifnya. Sandi berharap agar seluruh pihak dapat menghentikan pembahasan tersebut dan lebih banyak membicarakan gagasan tentang bangsa.

“Kita tidak lagi menatap masa lalu tetapi menatap masa depan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin membicarakan terkait isu utang piutang Anies.

“Saya tidak akan memperpanjang mengenai ini (utang) lagi,” sebutnya menjelaskan.

Seperti diketahui isu utang Rp50 miliar yang melibatkan bakal capres Partai NasDem Anies Baswedan dan Sandiaga terus bergulir jelang Pilpres 2024. Polemik itu bermula saat Sandi mengungkap ada perjanjian antara dirinya, dengan Anies, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat pilkada DKI 2017.

Namun secara spesifik ia tak mendetail isi perjanjian tapi isu tersebut terus melebar bahkan merembet ke utang-piutang saat Anies dan Sandi menjadi pasangan calon di pilkada DKI 2017 silam.

Utang Anies ke Sandi dikabarkan senilai Rp50 miliar diungkap Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa yang terlibat dalam perjanjian antara Anies dengan Sandi. Namun belakangan, muncul salinan surat pernyataan antara Anies dengan Sandi pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dalam salinan itu, utang Anies ke Sandiaga bernilai total Rp92 miliar.

“Dengan demikian saya mengakui total jumlah dana pinjaman I, dana pinjaman II dan dana pinjaman III adalah sebesar Rp92 miliar,” bunyi salah satu poin surat tertanggal 9 Maret 2017.

Ketua Tim Pemenangan Anies di Koalisi Perubahan Sudirman Said mengonfirmasi surat tersebut.(red/pmg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *