Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Pendidikan

Unesa Kampanyekan Desa Bebas Kekerasan Melalui PKM di Desa Widodaren

990
×

Unesa Kampanyekan Desa Bebas Kekerasan Melalui PKM di Desa Widodaren

Sebarkan artikel ini
unesa-gaungkan-desa-bebas-kekerasan
mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Anti Intoleransi dan Radikalisme (KANIRA) Unesa. Para mahasiswa ini turun tangan langsung menjadi fasilitator dalam kegiatan PKM tahun ini, menunjukkan peran aktif generasi muda dalam peningkatan kesadaran masyarakat tentang isu kekerasan dan radikalisme I dok Unesa
mediamerahputih.id I Ngawi – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menunjukkan dedikasinya dalam mendorong pengembangan komunitas lokal melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Dalam rangka program Rintisan Desa Pancasila ini Unesa menggelar kegiatan yang mengusung semangat ketahanan keluarga dan upaya menciptakan desa yang bebas dari kekerasan. Dengan mengungsung tema “Ketahanan Keluarga dan Desa Bebas Kekerasan.” yang bertempat di Desa Widodaren.

Diikuti oleh 40 orang ibu-ibu anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), acara jalan sehat dan penyuluhan ini dihadiri dan dipimpin oleh Monica Joice Prakasiwi. Dalam kegiatan yang berlangsung meriah itu, ibu-ibu PKK berpartisipasi aktif dalam serangkaian penyuluhan untuk memperoleh wawasan tentang pentingnya menjaga harmonisasi keluarga dan membasmi segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga.

Baca juga:

Unesa Gelar Kemah Anti Kekerasan Seksual

Kegiatan ini juga didukung oleh mahasiswa-mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Anti Intoleransi dan Radikalisme (KANIRA) Unesa. Para mahasiswa ini turun tangan langsung menjadi fasilitator dalam kegiatan PKM tahun ini, menunjukkan peran aktif generasi muda dalam peningkatan kesadaran masyarakat tentang isu kekerasan dan radikalisme.

unesa-gaungkan-desa-bebas-kekerasan
Diharapkan bahwa masyarakat Desa Widodaren semakin sadar akan pentingnya ketahanan keluarga dan terus berupaya menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan I MMP I dok Unesa

Acara dimulai dengan kegiatan Jalan Sehat yang mengitari desa, diiringi kampanye anti kekerasan. Para peserta dan masyarakat sekitar menunjukkan antusiasme tinggi, dengan banyak yang turut serta mendengarkan dan menyatakan dukungan penuh untuk menolak segala bentuk kekerasan. Kampanye ini berhasil menarik perhatian dan respons positif dari warga desa, yang menegaskan pentingnya kesadaran akan isu kekerasan.

Baca juga:

Mahasiswa UNESA Edukasi Pemanasan Global dengan Kalkulator Karbondioksida

Setelah berpartisipasi dalam Jalan Sehat, rangkaian acara berlanjut ke sesi Penyuluhan Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Kekerasan di Desa. Pada sesi pembuka, Kepala Desa Widodaren, Petrus Bagoes Wijayanto, S.Sos., M.Si mengapresiasi Unesa atas inisiatif pengabdian masyarakatnya.

Ia menyampaikan dukungan yang tak terhingga terhadap program yang diadakan Unesa dan menggarisbawahi relevansi isu ketahanan keluarga serta upaya anti kekerasan. “Perhatian terhadap ketahanan keluarga dan gerakan anti kekerasan adalah hal crucial saat ini. Kami sangat mengapresiasi dan meminta dukungan berkelanjutan dari Unesa untuk memajukan desa kami,” kata Petrus.

Baca juga:

Tanamkan Nilai Toleransi, Unesa Gandeng Kemenko PMK Gelar Kemah Pancasila

Iman Pasu Purba, Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat, pada sambutannya menekankan bahwa Unesa telah berkomitmen mendalam terhadap pengembangan Desa Widodaren sebagai bagian dari upaya pencanangan Desa Pancasila, dengan mengadakan sejumlah aktivitas bertema setiap tahunnya mulai tahun 2022. Tema yang diangkat tahun ini terkait dengan Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Kekerasan.

“Ini adalah bagian dari usaha kami untuk menginternalisasi nilai-nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,” jelas Iman.

Dalam penyuluhan, Iman Pasu Purba memberikan materi tentang pentingnya ketahanan dalam keluarga, menganalisa praktik kekerasan dalam rumah tangga serta menjelaskan tentang undang-undang yang berlaku untuk pelanggaran tersebut.

Baca juga:

Menyoal Penjabat Kepala Daerah Yang Akan Maju Pilkada

Di sisi lain, Putri Aisyiyah, seorang Dosen Ilmu Komunikasi dari Unesa, menyampaikan tentang fenomena kekerasan yang seringkali diberitakan melalui media digital. Ia mendorong peserta untuk lebih literat dalam menggunakan media untuk memahami isu tersebut dengan lebih baik.

Antusiasme peserta terlihat dari keseriusan mereka dalam mendengarkan setiap sesi dan respons positif terhadap tema yang dikaji tahun ini. Para ibu PKK tampak aktif berpartisipasi, menunjukkan kesungguhan dalam mendalami materi yang disampaikan.

Baca juga:

Program Satu Rumah Satu Sarjana Dilokasikan senilai Rp138 Miliar

Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan bahwa masyarakat Desa Widodaren semakin sadar akan pentingnya ketahanan keluarga dan terus berupaya menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan. Unesa berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan program-program serupa di masa mendatang, demi terwujudnya Desa Widodaren sebagai Desa Pancasila yang sejahtera dan berkeadilan.(ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *