Merah Putih I SURABAYA- Melambungnya harga telur ayam di Surabaya yang kini menyentuh angka Rp 30.000 per kilogramnya membuat masyarakat resah
Aini sebagai ibu rumah tangga asal Pandugo, Surabaya Timur misalnya mengaku kecewa harga telur kini melambung tinggi.
Padahal, sebelumnya telur menjadi salah makanan ekonomis yang menolong di akhir bulan kini justru harga naik hampir selevel harga daging ayam .
“Harga naik terus naik. Normal sekitar Rp 22 ribuan per kilogram kini Rp menginjak Rp 30 ribu per kilo gramnya di pasaran,” ucap ia.
Aini tergolong masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ini berharap agar harga telur agar kembali normal. Karena, baginya eksistensi perekonomiannya pasca pandemi masih belum normal.
“Jangan sampai harga telur malah makin meningkat. Rakyat ini bisa menjerit,” terangnya.
Menurut Aini, untuk saat ini lebih memilih membeli ayam segar ketimbang telur.
“Harga ayam per kilogram Rp 40 ribuan, beda sedikit dengan telur.Kami berharap pemerintah untuk antisipasi lonjakan harga telur ini secara mendadak,” tutur dia.
Sementara, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional.
Bahkan, pihaknya terus melakukan monitoring, terkait ketersediaan kebutuhan bahan pokok untuk mencegah kelangkahan maupun lonjakan harga di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, untuk mengantisipasi hal itu, Pemkot Surabaya akan segera melakukan operasi pasar.
Sebab, terjadi kenaikan harga telor disejumlah daerah di Indonesia. Sedangkan di Kota Surabaya, harga telur yang semula Rp 26.000 per kilogram, kini telah mencapai Rp 30.000 per kilogram.
“Sepertinya ini (kenaikan) tertinggi, tetapi saya sudah meminta Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Peradagangan (Dinkopdag) melakukan pengecekan. Sehingga kita menggelar Operasi Pasar seperti biasanya,” pintah Wali Kota Eri Cahyadi, Rabu (24/8/2022).
Ia menjelaskan, bahwa Operasi Pasar tersebut digelar untuk mencari penyebab lonjakan harga telur maupun bahan pokok yang lainnya.
“Agar tidak ada harga naik atau ketinggian. Kita cari penyebabnya dan indikasinya, kenapa kok tiba-tiba naik secara mendadak begini,” jelas dia.
Karenanya, Dinkopdag Kota Surabaya tengah menyiapkan Operasi Pasar di setiap kelurahan di Kota Pahlawan. “Insya Allah kita lihat hari ini, karena masalah apa? Sehingga kita akan segera adakan Operasi Pasar,” sebut dia.
Sebab, menurutnya, pengecekan harga tersebut juga dilakukan melalui Operasi Pasar. Agar bisa mengantisipasi lonjakan bahan pokok di Kota Surabaya.
“Ini yang harus kita antisipasi dulu. Maka saya minta cek, sehingga kalau yang lainnya belum sempat naik, kita sudah lakukan Operasi Pasar,” terang dia.
Lebih lanjut, mengenali teknis pelaksanaan Operasi Pasar, selain digelar bergantian di kelurahan, hal ini untuk mencegah adanya pemborongan bahan pokok oleh warga setempat.
“Sehingga bisa tepat sasaran, agar tidak diborong. Kita lakukan berpindah di setiap kelurahan. Karena kalau telur mundak (naik), yang lainnya ikut naik,” pungkasnya. (kur)