Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Ekbis

Proyeksi Ekonomi Jatim Triwulan IV-2022 Naik 4,76 Persen

213
×

Proyeksi Ekonomi Jatim Triwulan IV-2022 Naik 4,76 Persen

Sebarkan artikel ini

Cangkrukan media bareng OJK

Kepala OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur, Bambang Mukti Riyadi memaparkan target capaian kinerja OJK KR4 pada Triwulan IV-2022 dalam cangkrukan bareng media di Ruang komunal lantai 5 Gedung OJK KR4 Jatim, Surabaya, Kamis (23/2) I MMP I Muhammad Amin.
Kepala OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur, Bambang Mukti Riyadi memaparkan target capaian kinerja OJK KR4 pada Triwulan IV-2022 dalam cangkrukan bareng media di Ruang komunal lantai 5 Gedung OJK KR4 Jatim, Surabaya, Kamis (23/2) I MMP I Muhammad Amin.

mediamerahputih.id I SURABAYA – Jawa Timur penyumbang perekonomian terbesar kedua (di Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 24,99%. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada Triwulan IV/2022 sebesar 4,76% (yoy).

Tren positif ini terjadi sejak Triwulan II/2021 pertumbuhan ekonomi. Proyeksi kenaikan itu terjadi pada sektor industri pengolahan menjadi motor penggerak perekonomian Jawa Timur dengan kontribusi sebesar 30,93% diikuti dengan Sektor Perdagangan sebesar 19,14%.

“Pada Triwulan IV 2022, Sektor Industri Pengolahan menyumbang porsi terbesar pada PDRB Jawa Timur sebesar 30,93% dengan pertumbuhan sebesar 4,71% (yoy),” Kata Kapala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi.

Ia menyebut secara umum, industri pengolahan masih berada pada fase ekspansi khususnya industri makanan dan minuman, industri kulit, dan industri kimia. Namun, industri tembakau tertekan akibat kenaikan cukai tembakau, sedangkan industri tekstil harus menghadapi tekanan kenaikan harga bahan baku dan penurunan permintaan luar negeri.

Disusul sektor perdagangan menyumbang porsi sebesar 19,14% pada PDRB Jawa Timur dengan pertumbuhan sebesar 5,83%. Alhasil atas pencapaian itu, pertumbuhan industri perdagangan mendukung ekspor antar daerah Jawa Timur utamanya ke wilayah timur Indonesia.

Capaian OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur

Bambang mengklaim OJK Jatim selama Tahun 2022 telah melakukan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK). Ini merupakan survei berskala nasional yang diselenggarakan secara tiga tahunan oleh OJK untuk memetakan keadaan terkini dari tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.

Target responden meliputi masyarakat baik di perkotaan dan pedesaan, rentang usia 15-79 tahun, serta terdistribusi rata antar gender pria dan wanita. Adapun indikator yang telah dilakukan OJK KR4 yakni.

Pertama, Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Jawa Timur Meningkat, Kedua, dalam memeriahkan Bulan Inklusi Keuangan pada bulan Oktober 2022 OJK Kantor Regional 4 Jawa Timur menginisiasi Jatim Inclusion Festival (JIFEST) yang digelar pada tanggal 27-30 Oktober 2022 di Pakuwon Mall yang terselenggara berkat kolaborasi dengan FKLJKD, TPAKD, dan Pemprov Jatim.

JIFest terdiri dari kegiatan literasi, business matching, games, kompetisi, serta bazaar produk keuangan dan UMKM dari 40 LJK serta dihadiri oleh ribuan pengunjung.

Dalam kegiatan tersebut terdapat transaksi sebesar Rp4 Miliar yang terdiri dari pembiayaan UMKM, pembukaan produk keuangan baru, dan pembelian produk UMKM.

Sementara Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) TPAKD se-Jawa Timur Tahun 2022 yang dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2022 sebagai wadah koordinasi dan bergerak bersama dalam semangat meningkatkan akses keuangan di Jawa Timur, telah mencapai babak baru.

Pada Rakorda itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengukuhkan 7 TPAKD yakni Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Mojokerto, Bojonegoro,Tulungagung, Pacitan, dan Lumajang, sehingga jumlah TPAKD yang telah dikukuhkan sebanyak 26.

Pada kesempatan Gubernur juga meluncurkan Katalog Produk Keuangan dan program Kredit Melawan Rentenir yakni PROKESRA.”Evaluasi Kinerja BPR dan BPRS yang diselenggarakan pada 13-14 Desember 2022 merupakan upaya OJK KR 4 mendorong perbankan agar memiliki kinerja yang baik dengan tema “Menyiapkan Industri BPR & BPRS Se-Jawa Timur untuk menghadapi Tantangan dan Peluang ke Depan Melalui Penguatan Permodalan dan GCG,” jelas Bambang.

Kegiatan ini diikuti 283 BPR & BPRS dan dilaksanakan secara hybrid tersebut dirangkai dengan program peningkatan capacity building bagi Pejabat Eksekutif BPR & BPRS terkait penilaian tingkat kesehatan BPR & BPRS.

Menurutnya, OJK sebagai regulator senantiasa berupaya agar BPR & BPRS tetap memiliki daya saing di tengah dinamika perekonomian. OJK berharap dengan permodalan yang kuat maka BPR & BPRS dapat memiliki tata kelola secara baik disertai dengan sarana pendukung yang memadai untuk meningkatkan kinerja perkreditan dan mencegah adanya fraud internal maupun eksternal sehingga mampu menjadi BPR & BPRS yang resilient, adaptif, kontributif, dan agile.(las)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *