Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Kesehatan

Prihatin Sampah Impor, Bocah Aeshnina Kirim Cinta untuk Jokowi

360
×

Prihatin Sampah Impor, Bocah Aeshnina Kirim Cinta untuk Jokowi

Sebarkan artikel ini

Merah Putih | GRESIK- Bulan Februari atau yang kerap disebut bulan cinta, Aeshnina Azzahra Aqulani, aktivis lingkungan asal Gresik kembali mengirimkan seracik surat cinta untuk Presiden Joko Widodo.

Kali ini ia menuliskan harapnnya agar presiden Jokowi untuk lebih serius dan tegas dalam meramu peraturan pencegahan masuknya sampah impor, peraturan membakar sampah dan pengawasan pembuangan limbah pabrik ke sungai (10/2/2022).

Aeshnina mengirimkan suratnya yang ia tujukan kepada Presiden Joko Widodo atas keprihatinan terhadap limbah sampah plastik impor telah mencemari sungai |MMP | dok IG Nina

Aktivis cilik yang pernah menjadi pembicara dalam plastic healt summit itu sebelum mengirimkan surat cintanya untuk Presiden Jokowi, melakukan penelitian terhadap kandungan air yang ada dibeberapa sungai, mulai sungai Brantas, Porong dan sungai Marmoyo. Apa sebelumnya dikhawatirkan benar terjadi air di sungai tersebut mengandung mikropastik.

Siswi Kelas 3 SMPN 12 Gresik itu juga menyaksikan langsung bagaimana industri khususnya pabrik-pabrik tanpa dosa membuang limbahnya yang berwarna putih, hitam pekat ke sungai. Hal itu berdampak mempengaruhi warna air sungai padahal air sungai itu digunakan untuk bahan baku PDAM dan yang lebih memprihatinkan banyak ikan megandung bahaya mikroplastik.

“Kami para generasi masa depan tentu saja tidak ingin, menanggung kesalahan yang disebabkan oleh generasi saat ini, kami punya hak hidup dilingkungan yang bersih dan sehat “ kata Aeshina dengan lantang.

Aktivis cilik yang akrab di panggil Nina ini berharap pemerintah saat ini jangan hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur, masalah lingkungan juga harus menjadi agenda yang harus digarap dengan serius. Karena didalamnya ada nasib generasi penerus selanjutnya.

Nina menjelaskan bagaimana perilaku pabrik kertas di Indonesia dalam menyumbang pencemaran lingkungan.

“Pabrik kertas yang ada di Indonesia kebanyakan membutuhkan sampah kertas yang bersih atau tidak tercampur untuk didaur ulang menjadi kertas, karton, koran dan kardus. Sering kali mereka memperolehnya dari luar negeri dan mirisnya negara-negara eksportir seperti Amerika, Kanada, Australia dan negara negara Eropa kerap kali menyelundupkan sampah plastik kotor mereka kedalam kertas yang dikirimnya ke Indoesia “ jelas Aeshnina.

Nina juga menambahkan setelah pabrik kertas mengambil sampah kertas impor, plastik-plastik yang ada di dalamnya dibuang di desa desa sekitar pabrik kertas seperti halnya terjadi di desa bangun Mojokerto.

Desa tersebut menjadi tempat pembuangan sampah plastik impor terbesar di Jawa Timur, para penduduk desa memilah sampah plastik yang laku untuk dijual kembali sebaliknya sendimen plastik tidak dijualnya lagi.

Sampah plastik yang laku dijual di kirim ke pabrik guna didaur-ulang menjadi palet plastik kemudian di kirim ke Cina. Disinilah titik masalahnya dimana proses daur ulang plastik tidak mengindahkan kebijakan lingkungan.

Menurut Nina, sampah plastik impor dicuci dengan air sungai atau sumur kemudian limbahnya di buang kesungai tanpa adanya pengelolahan limbah cair.

Sehingga limbah pabrik daur ulang mencemari sungai, membunuh ikan-ikan di sungai dan lingungan tersebut sangat tidak aman bagi generasi selanjutnya.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *