Merah Putih I SURABAYA- Tepat 52 tahun Presiden pertama Republik Indonesia (RI) Soekarno meninggalkan warisan perjuangan dan pemikiran-pemikiran ideologi tentang Banga Indonesia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya untuk merawat ingatan sejarah dari warisan Sang Proklamator.
Karenanya, untuk terus mengingat dan meneladani perjuangan Bung Karno dalam memerdekakan bangsa Indonesia, Pemkot Surabaya menggelar Haul Bung Karno bersama warga, di kawasan Rumah Kelahiran Bung Karno di Jalan Peneleh Kota Surabaya, Senin (20/6/2022) malam.
Pada kegiatan tersebut, turut dihadiri oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono, Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri Gus Muhammad Abdurrahman Al Kaustar, Habib Muhammad Ampel, Habib Najib Al Hadad, K.H Mas Yusuf Muhajir, K.H Mas Mansyur Tholhah, K.H Mas Sulaiman Nur, dan bersama kyai serta habaib Surabaya, dan Forkopimda Kota Surabaya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Eri Cahyadi meyakini bahwa api semangat perjuangan dari Putera Sang Fajar itu tak akan pernah padam, meskipun Bung Karno telah wafat pada 21 Juni 1970 silam. Apalagi, Presiden pertama RI itu memiliki riwayat perjalanan yang cukup erat dengan Kota Surabaya.
“Seperti yang kita ketahui, Bung Karno lahir dan meniti ilmu di Kota Surabaya. Ini membuktikan, bahwa darah dari arek-arek Suroboyo adalah darah pejuang. Karenanya, agar api semangat perjuangan itu terus tumbuh di Kota Surabaya, maka Haul Bung Karno akan terus kita gelar setiap tahun,” ungkap Wali Kota Eri Cahyadi.
Ia menjelaskan, bahwa Bung Karno telah berjuang memerdekakan bangsa Indonesia agar terbebas dari penjajah. Maka seluruh warga Kota Surabaya yang telah meneladani nilai-nilai Pancasila dan gotong-royong, diharapkan ikut bersinergi dalam memerdekakan Kota Pahlawan dari kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran.
“Itu adalah perjuangan yang harus kita lakukan, karena Bung Karno mengajarkan bagaimana caranya menentukan kemerdekaan,” tandas dia.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono menjelaskan riwayat Bung Karno bahwa Kota Pahlawan memiliki hubungan yang erat dengan Sang Proklamator. Khususnya pada bulan Juni yang diperingati sebagai Bulan Bung Karno.
Dimana, terdapat tiga peristiwa penting mengenai Bung Karno, diantaranya lahir pada 6 Juni 1901 di Jalan Pandean IV No 40 Kota Surabaya, merumuskan dasar negara Pancasila di depan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, dan wafat pada 21 Juni 1970.
“Maka bulan Juni adalah bulan yang amat penting bagi Bung Karno. Dengan demikian pada bulan Juni 2022, Bung Karno berusia 121 tahun, serta 52 tahun lamanya telah meninggalkan masyarakat bangsa Indonesia,” kata Awi sapaan lekatnya.
Senada dengan hal tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri Gus Muhammad Abdurrahman Al Kaustar berpesan kepada seluruh anak muda di Kota Surabaya agar bisa memberikan contoh dalam meneladani sikap perjuangan para pahlawan dan mampu menjadi pemuda-pemudi terbaik di Jawa Timur.
“Sebab, kita berhutang budi dengan para sesepuh dan pendahulu kita, khususnya para pejuang seperti Bung Karno. Yakni, mengenai keberanian beliau untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Semoga kita mendapat kesempatan untuk meneruskan warisan beliau dengan sebaik-baiknya,” jelas dia.
Ditemui di lokasi yang sama, Arga perwakilan pemuda Kampung Soekarno (Kampoes) berharap bahwa kegiatan Haul Bung Karno bisa digelar setiap tahun. Sebab, melalui kegiatan ini, bisa menjadi pengingat mengenai sejarah perjuangan dan riwayat penting Sang Proklamator.
“Kami berterima kasih kepada Pemkot Surabaya sudah menggelar acara ini di kampung kami. Kami berharap, Haul Bung Karno bisa terus digelar dengan bersama-sama, serta bergotong royong dengan para pemuda di kampung ini,” ucapnya. (kur/jis)