Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Peristiwa

Disoal Kebersihan di Kawasan Wisata, Petugas DLH Langsung Responsif

330
×

Disoal Kebersihan di Kawasan Wisata, Petugas DLH Langsung Responsif

Sebarkan artikel ini

Cakupan Kawasan Kebersihan Kota

Merah Putih | SURABAYA- Sejak merevitalisasi kawasan wisata kota tua di Jalan Panggung yang terletak di Surabaya sisi utara.

Dengan beragam warna cat, pemasang lampu hias klasik dan pemasangan paving block. Hal ini untuk menarik wisatawan berkunjung ke kawasan wisata kota tua tersebut.

Ketika revitalisasi selesai. Warga Surabaya kini dapat menikmati Jalan Panggung dengan berbeda. Saat berjalan di kawasan Jalan Panggung ini terasa nuansa era kolonialnya. Di jalan ini, bangunan kaya nilai sejarah berjajar rapi dipersatukan pedestrian dan lampu penerangan yang didesain menyerupai jalanan Eropa.

Namun kondisi jalan panggung itu kini agak mulai kurang di perhatikan dalam sisi kebersihan. Pada era Wali Kota Tri Rismaharini begitu intens terhadap kebersihan di kawasan kota tua yang bernuansa kolonial tersebut.

Terlihat masih terlihatnya tumpukan sampah mulai dari plastik, rentuhan daun hingga sampah-sampah terbiarkan di trotoar wisata itu, Rabu (19/1/2022) pagi.

Beruntung berkat informasi dari mediamerahputih.id petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Surabaya langsung terjun membersihkan kotoran sampah di kawasan penuh ornamen koloniel sebagai tempat wisata tersebut.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pemberdayaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Surabaya, Arif Rusman mengapresiasi atas informasi kepada pihaknya menyoal kebersihan di kawasan Jalan Panggung itu.

Arif mengaku akan lebih intens lagi dalam kebersihan kota, bukan saja responsif dari pihaknya, namun warga diminta peduli akan kebersihan lingkungan.

“Masyarakat agar proaktif dalam kebersihan lingkungan. Sebab, kotoran sampah juga bisa menyumbat pada saluran sehingga rentan terjadi genangan air terlebih di musim penghujan saat ini,” jelasnya.

Ia berharap, masyarakat Kota Surabaya tidak membuang sampah sembarang. Seperti sampah furniture yang masih ditemukan di sungai, serta limbah dari sisa-sisa makanan dan sisa-sisa sayuran di pasar, yang ditemukan di saluran atau gorong-gorong.

“Masyarakat harus mulai peduli, sudah saatnya kita bersama-sama menjaga kebersihan, dengan tidak membuang sampah sembarangan,” terang Arif.

Sebelumnya, Lembaga Kajian Kebijakan Publik (LKKP) menyoroti kinerja Satuan Tugas (Satgas) Kebersihan, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) yang kini dimerjer menjadi OPD Dinas Lingkungan Hidup pemkot Surabaya tersebut menyoal kebersihan kota yang menurun.

Vinsensius Awey, Direktur Lembaga Kajian Kebijakan Publik (LKKP), menyoroti dengan predikat salah satu kota bersih dan udara terbersih yang diraih dengan penerima penghargaan Global Green City dari Global Forum on Human Settlements (GFHS), di New York, Amerika Serikat dan ASEAN Environtmentally Sustainable City (ESC) belum lama ini harus dipertahankan dengan memperbaiki kinerja satgas.

Awey menyebut, tupoksi Satgas kebersihan itu seperti apa? misal tugas kesehariannya seperti apa mulai dari jam masuk kerja dan sampai waktu berakhirnya.

“Lalu cakupan wilayah-wilayah yang harus dibersihkan itu dari mana sampai dimana. Itu para satgas harus tahu persis. Lalu siapa yang akan mengawasi aktivitas mereka keseharian dan langkah evaluasinya seperti apa apabila ditemukan masih ada titik-titik lokasi yang dibiarkan kotor seharian,” papar Awey anggota mantan legislatif DPRD Surabaya tersebut.

Nah, kawasan yang masih belum tersentuh itu, sebut Awey, apakah disebabkan oleh kelalaian dalam bekerja dan atau ketidak mampuan personil yang ada untuk menjangkau cakupan kawasan yang telah diberikan tanggung jawab versus waktu tersedia?

“Nah itu perlu dievaluasi juga,” jelas ia.

Kendati demikian, Awey berharap evaluasi terkait seberapa kemampuan satu orang satgas membersihkan cakupan kawasan yang ada.

“Jangan sampai sebuah tugas yg diberikan tanpa memperhatikan waktu yang tersedia dengan cakupan luas yang ada. Akhirnya satgas keteter dengan waktu yang ada untuk membersihkan area begitu luas. Jadi semua harus benar-benar dievaluasi,” papar Awey.(kur/ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *