Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Peristiwa

Tegas, Lurah Wajib Turun ke Lapangan Tak Becus Kerja Diminta Mundur

314
×

Tegas, Lurah Wajib Turun ke Lapangan Tak Becus Kerja Diminta Mundur

Sebarkan artikel ini

Merah Putih | SURABAYA- Wali Kota Eri Cahyadi kembali menegaskan, kelurahan bukanlah tempat orang-orang buangan. Tapi, mereka yang bertugas di kelurahan adalah orang-orang hebat dan berkompeten.

Hal itu, ia ungkapan saat memotivasi dan memberi suntikan semangat awal tahun kepada para lurah agar berkomitmen meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Senin (3/1/2022) kemarin.

“Saya meminta kepada lurah agar menjadi orang-orang yang hebat dan berani. Karena otomatis kelurahan itu diisi orang-orang yang punya kemampuan,” kata Eri dalam kegiatan yang berlangsung di Graha Sawunggaling Lantai 6 Gedung Pemkot Surabaya.

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri juga menyampaikan, bahwa seseorang itu dipilih menjadi lurah atau camat, bukan karena kedekatan atau kenal dengan wali kota. Namun, mereka yang diberikan amanah sebagai pemimpin itu karena memiliki kompetensi sesuai hasil dari asesmen.

“Kalau merasa berat jadi lurah, tolong sampaikan surat pengunduran diri. Karena saya menjadikan njenengan (anda) lurah dari hasil nilai tes asesmen. Sehingga saya harap nilai tes itu sesuai dengan kinerja di lapangan,” tegasnya.

Makanya, Eri juga meminta, mulai hari ini tidak ada lagi lurah yang tidak bisa dihubungi warga. Juga, tidak ada lagi lurah yang tidak bisa memberikan solusi atas permasalahan warga. Sebab, lurah adalah garda terdepan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

“Karena buat saya, lurah adalah jabatan yang sangat penting ketika memajukan sebuah kota. Sebab, lurah bersentuhan langsung dengan masyarakat. Ketika warga bertanya, maka permasalahan cukup berhenti di kelurahan,” tandas ia.

Oleh sebab itu, Cak Eri kembali berpesan kepada seluruh Lurah, agar mulai sekarang lurah harus terjun ke lapangan. Dia tak ingin lurah kerjanya hanya duduk di belakang meja. Atau bahkan, ketika ada bayi stunting dan warga yang tidak mampu bayar sekolah anaknya, justru lurahnya tidak tahu.

“Makanya saya berharap lurah turun ke lapangan agar tahu kondisi warganya seperti apa. Turun ke lapangan ketika ada hujan atau banjir. Kalau njenengan tidak mampu, munduro gak popo (Kalau anda tidak mampu, silahkan mundur tidak apa-apa),” pintanya.

Setiap pejabat pemkot termasuk lurah, lanjut Eri, akan menandatangani kontrak kinerja. Ini sebagai bentuk evaluasi dan pertanggungjawaban terhadap output dan outcome hasil dari kinerja.

“Jadi, kinerja lurah atau camat itu nanti akan dinilai melalui hasil output dan outcome nya itu sesuai atau tidak,” terang dia.

Di sisi lain, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu mengajak seluruh lurah untuk menciptakan hubungan kekeluargaan dan gotong-royong di lingkup Pemkot Surabaya. Sebab, pemkot ibarat sebuah perahu besar yang di dalamnya memiliki tujuan sama untuk mensejahterakan warga Surabaya.

“Ciptakan rasa kebersamaan, gotong-royong dan kekeluargaan. Lurah satu dan lainnya bisa saling berkoordinasi dan komunikasi untuk membantu menyelesaikan sebuah permasalahan,” pungkasnya.(ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *