Scroll untuk baca artikel
Iklan MMI
Iklan MMI
Berita TerbaruPeristiwa

Diduga Kelalaian Kontraktor Pelaksana Proyek, 3 Rumah Ambruk di Kapasari, DSDABM Surabaya: Bangunan itu tidak memiliki Pondasi kuat

507
×

Diduga Kelalaian Kontraktor Pelaksana Proyek, 3 Rumah Ambruk di Kapasari, DSDABM Surabaya: Bangunan itu tidak memiliki Pondasi kuat

Sebarkan artikel ini

Dampak ambruknya rumah warga di Kapasari

kelalaian-kontraktor-3-rumah-ambruk-di-kapasari
Kepala BPBD Kota Surabaya Laksita Rini Sevriani meninjau langsung ambruknya rumah milik warga di Kapasari, kec Genteng Surabaya I MMP I dms
mediamerahputih.id I Surabaya – Pekerjaan pembangunan pedestrian dengan saluran di Jalan Kapasari, Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng, menuai persoalan. Pasalnya, akibat dari pengerukan yang dilaksanakan dengan menggunakan alat berat yakni ekskavator mengakibatkan 3 rumah ambruk di Kapasari.

Ambruknya tiga bangunan persil No.63 A, B, dan C milik warga itu kemarin (4/9/2023) malam. Meski Pemkot Surabaya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya lantas bergerak cepat membantu proses evakuasi bangunan di persil tersebut.

kelalaian-kontraktor-3-rumah-ambruk-di-kapasari

Baca juga:

Perketat Peredaran Daging Gelonggongan Jika Ditemukan Bisa Dipidana 2 Tahun Penjara

Diketahui, tiga rumah ambruk tersebut dibuat toko penjualan sepeda angin dan barang bekas. Lantaran kini tak dapat berjualan dampak yang disebabkan dari alat berat tersebut dan pemasangan U-Ditch terlalu mepet.

Alhasil, korban yang selaku pemilik toko yang berada didalam saat tokonya ambruk, selamat dari musibah, hanya saja kondisi dikepala memar akibat tertimpa barang dagangannya sendiri.

“Malam itu kira-kira jam 12 malam ada pengerjaan saluran air. Nah waktu eksavator melakukan pengerukan itu goyang semua. Tak lama kemudian terus ambruk semua. Ya untuk masang saluran box culvert itu,” ulas Naimah pemilik toko yang ambruk disebabkan proyek saluran.

Sebelumnya, Naimah sempat merasakan bangunan tokonya bergoyang dan juga sudah memperingatkan kepada pekerja proyek saluran bahwa bangunan yang ada di kawasan itu sudah tua. Namun, peringatan Naimah tak digubris oleh rekanan pelaksana proyek tersebut.

Baca juga:

Diduga Memperlancar Pekerjaan, Rekanan Proyek Ajak Oknum Pegawai Dinas Sing Song

“Saya sudah bilang jangan terlalu mepet karena bangunan sudah tua. Akhirnya ambruk. Ada tiga bangunan, tetapi yang paling parah ada dua,” kata Naimah.

Sejauh ini ada sejumlah petugas BPBD Kota Surabaya dan Satpol PP Kota Surabaya yang dikerahkan ke lokasi untuk membantu mengevakuasi barang-barang di dalam toko yang tertimbun reruntuhan.

Sementara Kepala BPBD Kota Surabaya Laksita Rini Sevriani mengatakan, kejadian tersebut diduga karena bangunan persil No.63 A, B, dan C itu kurang kokoh. Ketika petugas proyek melakukan penggalian saluran, lantas bangunan itu ambruk. Mendengar kabar tersebut, ia bersama jajarannya gerak cepat membantu proses evakuasi di tempat kejadian perkara (TKP).

“Tadi pagi baru dilaporkan melalui Command Center (CC) 112, saya terima berita itu sekitar jam 6.30 WIB. Setelah itu, teman-teman BPBD meluncur ke lokasi untuk proses evakuasi,” kata Rini, Selasa (5/9/2023).

Baca juga:

Peretas Konten Judi Online di Website Kampus ITS Surabaya Terjerat Pasal Berlapis

Rini menyampaikan, BPBD Kota Surabaya lantas menutup rumah tersebut menggunakan terpal agar barang-barang pemilik persil tetap aman. “Sementara tadi diamankan, ditutup menggunakan terpal, karena barang-barangnya banyak ya. Sembari kami melakukan pembersihan,” ujarnya.

Rini memastikan, kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa atau korban luka. Meskipun sempat ada satu orang di dalam bangunan, beruntungnya orang tersebut berhasil menyelamatkan diri. “Alhamdulillah nggak ada. Tadinya itu ada (orang) tidur di situ, di bangunan yang ambruk tidak terlalu parah, namun berhasil keluar,” imbuhnya.

Dari pantauan wartawan mediamerahputih.id di lokasi ambruknya tiga toko tersebut, hingga sore hari, pemilik masih mengamankan dan menggungsihkan barang dagangannya.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Adi Gunita mengatakan, rumah yang ambruk tersebut disebabkan tidak memiliki pondasi yang kuat, sehingga ketika proses penggalian saluran, bangunan itu ambruk. Sebelum proses penggalian, pemilik persil dan kontraktor telah melakukan koordinasi agar tidak melakukan penggalian terlalu dekat dengan bangunan rumahnya.

Baca juga:

Rencana Tata Ruang Wilayah Surabaya 2023-2043 Ditinjau Ulang, Ada Revisi?

Saran itu kemudian disetujui oleh pihak kontraktor sehingga jarak penggalian saluran pun mundur 20-30 cm dari rencana awal. “Pemilik persil sudah mengingatkan agar pengerjaan box culvert jangan terlalu dekat dengan bangunan rumah, karena posisinya tidak memiliki pondasi. Akhirnya, pengerjaan box culvert kemarin malam posisinya sedikit mundur 20-30 cm,” terang Adi.

Setelah itu, proses penggalian saluran dimulai. Namun sayang, tanah di depan persil No.63 A, B, dan C itu ambles sehingga menyebabkan rumah tersebut ambruk. “Nah, akhirnya terjadi sleding (ambles) hingga menyebabkan rumah tersebut ambruk,” ungkapnya.

Akibat kejadian itu, DSDABM Kota Surabaya bergerak cepat melakukan mediasi antara pemilik persil dan pihak kontraktor. Setelah dilakukan mediasi, kontraktor akan bertanggung jawab melakukan rekondisi bangunan di persil No.63 A, B, dan C tersebut.

“Akhirnya tadi pelaksana kontraktornya komitmen melakukan rekondisi. Pada prinsipnya, mereka (kontraktor) sudah bertanggung jawab. Secara prosedur sudah sesuai mekanisme pelaksanaan, jadi bukan karena kena pondasinya, tapi memang sejak awal kondisi rumah itu pondasinya tidak ada, akhirnya tanahnya itu nggeret (lengser),” paparnya.

Baca juga:

Komisioner BPKN Sebut Hibah Pokmas harus Didasari Tiga Unsur Berikut Ini

Adi menambahkan, kontrak pengerjaan box culvert sudah dilakukan sejak Juni 2023 lalu. Pengerjaan box culvert tersebut mulai dikerjakan dari Jalan Gembong hingga ke Jalan Kapasari. “Kemungkinan pengerjaanya akan selesai akhir November atau awal Desember 2023 mendatang,” pungkasnya.

Seperti diketahui dari laman data LPSE Kota Surabaya, paket pekerjaan yang dikerjakan sepanjang lokasi ambruknya toko tersebut yakni Pembangunan Pedestrian dengan Saluran (Lebar Pedestrian > 3 m) (JL. GEMBONG NGAGLIK , JL. GEMBONG NGAGLIK ) dengan nilai Pagu Rp. 17.497.972.773,00 dan HPS, Rp. 17.496.568.000,00 serta harga penawaran yang dimenangkan rekanan kontraktor pelaksananya PT DIATASA JAYA MANDIRI atas lelang tender dengan nilai UMK 14.875.379.896,02 (dms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *