mediamerahputih.id I SURABAYA – Pemerintah pusat meluncurkan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) atau Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di sekolah pada Senin, 4 Agustus 2025. Program ini dilaksanakan secara serentak di berbagai daerah, dengan kick-off nasional dilakukan di 12 lembaga pendidikan di seluruh wilayah.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menyatakan kesiapan pihaknya dalam mendukung pelaksanaan program tersebut. Ia menjelaskan bahwa Dinkes Surabaya telah melakukan sosialisasi secara terintegrasi kepada seluruh pihak sekolah dan tenaga kesehatan Puskesmas, serta Perangkat Daerah (PD) terkait, sejak Juni hingga Juli 2025.
Baca juga :
“Kami telah melakukan sosialisasi untuk mempersiapkan pelaksanaan PKG anak sekolah,” ujar Nanik pada Selasa (5/8/2025).
Nanik mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Surabaya menargetkan pemeriksaan kesehatan terhadap 45 persen dari total 538.024 anak usia 7-17 tahun, yang berarti sekitar 242.110 siswa dari berbagai jenjang pendidikan akan menjadi sasaran program ini.

“Target PKG anak sekolah untuk Kota Surabaya adalah 45% dari total sasaran, yaitu 242.110 anak, mencakup SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA, SLB, dan sekolah rakyat,” jelasnya.
Baca juga :
Tes Darah untuk Bayi di Surabaya sebagai Integrasi Layanan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dalam program ini mencakup berbagai aspek, baik fisik maupun mental, yang disesuaikan dengan jenjang usia anak. “Pemeriksaan ini meliputi gizi, perilaku merokok, aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, tuberkulosis, serta pemeriksaan telinga, mata, gigi, jiwa, hati, kesehatan reproduksi, dan riwayat imunisasi,” paparnya.
Mengenai mekanisme pelaksanaan, Nanik menyebutkan bahwa Dinkes Surabaya telah menyiapkan alur kegiatan secara rinci. Koordinasi dilakukan oleh Puskesmas dengan pihak sekolah sekitar tujuh hari sebelum pemeriksaan dimulai. “Sekolah akan menyampaikan informasi program dan tautan kuesioner kepada orang tua/wali dan peserta didik,” katanya.
Baca juga :
239.363 Warga Miskin di Surabaya Didata Ulang yang Layak Menerima Jaminan Kesehatan PBI-JK
Dua hari sebelum pelaksanaan, tenaga kesehatan akan memastikan kuesioner telah diisi dan menyiapkan peralatan medis serta bahan habis pakai. Pemeriksaan dilakukan langsung di sekolah oleh tim dari Puskesmas, guru UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), dan guru PJOK (Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan).
“Pemeriksaan kesehatan dalam program PKG Sekolah umumnya dilakukan dengan mendatangi sekolah secara langsung oleh petugas dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan. Namun, jika diperlukan pemeriksaan lanjutan, siswa dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” ungkapnya.
Baca juga :
Nanik juga menambahkan bahwa pihaknya menggandeng berbagai instansi, seperti Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya, Dindik Jawa Timur, dan Kementerian Agama (Kemenag), serta perangkat kecamatan dan kelurahan.
“Dindik dan Kemenag memfasilitasi koordinasi dengan sekolah serta menyediakan data siswa di setiap sekolah di Kota Surabaya,” jelas Nanik.
Ia memastikan bahwa pelaksanaan program CKG/PKG di Kota Surabaya tidak akan mengganggu proses belajar-mengajar siswa. “Dinkes Surabaya bekerja sama dengan Dispendik dan Kemenag untuk menyusun jadwal pemeriksaan yang tidak berbenturan dengan jam pelajaran utama. Puskesmas berkoordinasi minimal satu minggu sebelumnya untuk memastikan kesiapan sekolah dan orang tua,” katanya.
Baca juga :
Lewat Prolanis, BPJS Kesehatan Ajak Penyandang Penyakit Kronis Hidup Sehat
Terkait kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan kesehatan dalam program CKG/PKG, Nanik menegaskan bahwa tenaga medis dan peralatan telah disiapkan sesuai kebutuhan di setiap Puskesmas.
“Tenaga kesehatan profesional dari Puskesmas, seperti dokter, perawat, bidan, dan petugas gigi, telah ditugaskan sesuai kebutuhan sekolah. Peralatan standar pemeriksaan tersedia di setiap Puskesmas, dan bahan medis habis pakai telah dialokasikan sesuai proyeksi jumlah siswa per jenjang pendidikan,” terangnya.
Baca juga :
Antisipasi Virus HMPV, Surabaya Perketat Pintu Masuk Bandara dan Pelabuhan
Untuk pengawasan dan evaluasi, Dinkes Surabaya menerapkan sistem monitoring rutin dua kali dalam seminggu pada Senin dan Jumat. “Kami melakukan monitoring dan evaluasi mingguan setiap hari Jumat dengan seluruh kepala Puskesmas sesuai jadwal yang telah ditentukan,” ujarnya.
Nanik mengimbau pihak sekolah dan orang tua siswa untuk berperan aktif dalam mendukung kelancaran program ini. Ia berharap para guru atau wali kelas dapat membantu menyelenggarakan pemeriksaan sesuai jadwal yang disepakati, serta mengorganisasikan siswa dan memastikan kelancaran teknis acara.
“Orang tua diharapkan dapat mendukung dan mendampingi pengisian kuesioner kesehatan anak secara lengkap dan tepat waktu, sebagai dasar penilaian kondisi kesehatan anak melalui skrining mandiri,” tandasnya. (ton)