Merah Putih I Sidoarjo – Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, atau akrab dipanggil Gus Muhdlor kerap kali melakukan berbagai pembangunan infrastruktur, diantaranya pembangunan gedung sekolah di semua wilayah Kabupaten Sidoarjo saat ini.
Terlebih pembangunan gedung sekolah guna menunjang meningkatkan kualitas pendidikan, kegiatan belajar mengajar guru dan murid di Sidoarjo menjadi salah satu prioritas Pemkab Sidoarjo.
“Harus lebih baik” kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Pemkab Sidoarjo, Dr. Tirto Adi, MPd kepada wartawan.
Maka, untuk mendukung kegiatan itu, sebut Tirto, harus ada sarana dan prasarana yang memadai di antaranya bangunan gedungnya pun harus bagus, untuk hal inilah di laksanakanlah kegiatan proyek pembangunan gedung yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, tahapan yang harus di lalui pada kegiatan pembangunan gedung sekolah ini, yaitu :
Pertama perencanaan setelah itu penyampaian kepada pokja Unit Layanan Pengadaan (ULP), untuk di lakukan tender/ lelang paket pekerjaan sesuai dengan peraturan UUD pengadaan barang dan jasa melalui LPSE.
Tujuan pelelangan atau tender adalah untuk memilih dan menentukan siapa atau perusahan mana yang berhak melaksanakan proyek pekerjaan gedung sekolah, sesuai dengan kualifikasi di bidangnya, setelah di tentukan perusahan atau kontraktor pemenang lelang yang berhak melaksanakan proyek pembangunan maka di mulailah proyek pembangunanya.
Tentunya dalam hal pelaksanaan pembangunan proyek, jelas ia, pemerintah juga di butuhkan peran serta masyarakat sebagaimana termaktub dalam pasal 28 c ayat (3) UUD tahun 1945 yang menyatakan: Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat bangsa dan negaranya.
Artinya dalam berbagai aktivitas pembangunan mulai dari tahap perencanaan, pemanfaatan sampai pengawasan memerlukan peran aktif masyarakat sebagai kontrol sosial (Citizen partisipation is citizen power) karena setiap pembangunan yang di selenggarakan oleh pemerintah, masyarakatlah yang nantinya akan merasakan dampaknya baik positif maupun negatif.
Proyek pembangunan gedung SDN Kedung Rejo 1 Waru Sidoarjo dengan pelaksana CV Linda Wira Karya saat ini telah mencapai progress pembangunan 40 persen yang diklaim bakal rampung sesuai jadwal pada lelang tender proyek tersebut I dok
Sehingga, pembangunan gedung SDN Kedung Rejo 1 Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. Dengan tender pemenang CV. Linda Wira Karya (LWK) tersebut Dispendik Kab Sidoarjo telah menunjuk Drs. Charis Achmadi sebagai Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK sekaligus Pimpro untuk melaksanakan proyek tersebut.
”Dinas pendidikan telah menunjuk Drs. Charis Achmadi Pejabat Pembuat Komitmennya sekaligus Pimpro pada proyek pembangunan gedung SDN Kedung Rejo 1,” terang Tirto.
“Mengenai ihwal tentang proyek gedung SDN Kedungrejo silakan tanya beliaunya,” imbuhnya.
Diketahui bahwa proyek pembangunan gedung sekolah SDN Kedungrejo dengan biaya senilai RP 1.194.619.102 ( satu milyar seratus Sembilan puluh empat juta enam ratus Sembilan belas ribu seratus dua rupiah) dari APBD kab. Sidoarjo, tahun anggaran 2022 telah dikerjakan oleh kontraktor penyedia CV.LWK sudah mencapai progress 40 persen.
Hal itu membuat takjub Sutikno selaku Ketua LSM FKMS (Forum Komunikasi Masyarakat Sipil) aktivis yang sering memberikan laporan kepada instansi yang berwenang baik Kepolisian, kejaksaan bahkan KPK terkait penyalahgunaan maupun penyimpangan uang negara.
Saat ketemu dengan wartawan di lokasi pembangunan SDN Kedungrejo saat itu sedang sama-sama memantau proyek tersebut mengakui pembangunan Gedung SDN Kedung Rejo bagus dan tak patut di contoh oleh rekanan kontraktor lainnya.
“Pelaksanaan pembangunan gedung sekolah ini bagus dan disiplin, patut di jadikan contoh untuk kontraktor lain dalam melaksanakan proyek pemerintah,” terang Sutikno.
Apalagi, di Sidoarjo menurutnya bahwa selama ini, ia melakukan investigasi atau pulbaket pada proyek pemerintah jarang menemui kontraktor pelaksana seperti CV.LWK ini, pekerjanya disiplin memakai APD, dan pengerjaanya menggunakan material bagus sesuai standar yang dianjurkan.
Sutikono mengaku meninjau langsung ke lokasi proyek bersama wartawan saat itu ia ditemui salah seorang yang diketahui bernama Novan Wahyu Prasetyo sembari memberikan arahan pada mandor pekerja untuk membuka bekisting cor kolom pada proyek tersebut.
“Sambil mas Novan bekerja kita mewawancarainya tentang material besi yang dipakai sebagai tulangan cor kolom. Dia buru-buru sambil membawa sketmeter (alat untuk mengukur ketebalan besi beton) menunjukan bahwa besi yang dipakainya sudah berstandar SNI dan menunjuk penuh antusias,” ungakpnya.
“Pasirnya hitam dan bersih dari Lumajang ini mas” dia menjelaskan, saya (Novan) di marahi pak Syaiful orang kantor kalau kerjanya tidak menggunakan rompi dan sepatu serta helm proyek,” ucap Novan.(*wh)